Pengembangan Desain Pembelajaran Seni Tari Di Sekolah Dasar Berbasis Localgenius Knowledge Berpendekatan Integrated Learning
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v32i2.110Abstract
Pencatuman seni dalam program-program pendidikan dapat difungsikan untuk membantu pendidikan, khususnya dalam usahanya untuk menumbuhkembangkan peserta didik agar menjadi utuh, dalam arti cerdas nalar serta rasa, sadar rasa kepribadian serta rasa sosial, dan cinta budaya bangsa sendiri maupun bangsa lain. Localgenius knowledge atau pengetahuan kearifan lokal Bali sebagai identitas/kepribadian budaya bangsa wajib dilestarikan dan ditransformasikan sejak pendidikan usia dini melalui pengalaman belajar seni untuk menjadikan siswa mampu mewarisi dan mempertahankan nilai-nilai luhur kearifan lokal budaya Bali sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Tujuan penelitian ini teridentifikasinya potensi localgenius Bali sesuai dengan topik dan tema kurikulum sekolah dasar sebagai sumber pengembangan desain pembelajaran seni tari di sekolah dasar berpendekatan Integrated Learning. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan Research and Development (R&D). Penelitian tahun pertama ini diawali dengan research melalui beberapa tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan; (2) analisis kurikulum di sekolah dasar; (3) analisis potensi localgenius Bali; (4) analisis komparasi antara hasil analisi kebutuhan, kurikulum sekolah dasar dan potensi localgenius Bali. Teknik pengumpulan data digunakan studi pustaka, wawancara, observasi, dokumentasi dan diskusi terarah, serta analisis datanya digunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan, hasil analisis kebutuhan bahwa adanya fenomena rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air semakin menipis, maka hasil analisis kurikulum dipilihlah tema 3 yaitu “Hidup Rukun†dan tema 5 yaitu “Bangga Sebagai Bangsa Indonesia†di kelas 5 sekolah dasar. Hasil analisis Localgenius Bali, dipilih seni tradisi Bali yang masih lestari dan sarat dengan nilai-nilai luhur religius, etika, estetika, bela negara dan kepahlawanan, yaitu (1) Gebug Seraye (mewakili Bali Timur/Kabupaten Karangasem); (2) Med-medan (mewakili Bali Selatan/Kota Denpasar); (3) Megoak-goakan (mewakili Bali Utara/Kabupaten Buleleng); dan (4) Makepung (mewakili Bali Barat/Kabupaten Jembrana).
Downloads
References
Agung, AA Gde Putra. 1981. Magebug dan Mekare Seni Tari Tradisional di Karangasem. Proyek Media Kebudayaan Jakarta Direktorat Jendral Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Localgenius). Jakarta : Pustaka Jaya.
Cote, Paulette. 2006. The Power of Dance in Soci- ety and Education: Lessons Learned from Tradition and Innovation, Provide a Solid Founda-tion for Dance Education. The Journal of Physical Education, Recreation & Dance, Vol. 77.
Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah. Araska: Yogyakarta.
Dantes, N. 2014. Landasan Pendidikan, Tinjauan dari Dimensi Makropedagogis. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Pendidikan Ganesha Program Pascasarjana: Singaraja
Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Seni Budaya Sekolah Menegah Pertama. Direktoral Jenderal Pendidi-kan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Sekolah Mengenah Pertama. Jakarta.
Djelantik, A.A.M. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI).
Dewantara, Ki Hajar. 1977. Bagian Pertama Pendidikan. Majelis Luhur Persatuan Taman siswa: Yogyakarta.
Elindra, Yetti. 2011. Tari Pendidikan Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Melalui Penerapan Model Pembelajaran Terpadu. Proceeding. Seminar Nasional “Seni Berbasis Pluralitas Budaya Menuju Pendidikan Karakter “Pembelajaran Tari Pendidikan Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Melalui Model Pembelajaran Terpadu†ISBN: 979-26-1879-1, Hal. 18–28, 11-12 November 2011: Yogyakarta.
Eiseman Jr, Fred B. 1990. Bali: Sekala & Niskala. Singapore: Periplus.
Fuad Hassan, 1989. Renungan Budaya. Balai Pustaka: Jakarta.
Gagnon dan Collay. 2001. Pengertian Komponen dan Desain. Diakses tanggal 2 Maret 2015).
Gede Agung, AA. 1996/1997. Nilai-nilai Budaya Daerah yang Terkait dengan Nilai-nilai Luhur Pancasila. Denpasar
Geriya, I Wayan. 2000. Transformasi Kebudaya-an Bali Memasuki Abad XXI. Denpasar: Dinas Kebudayaan Propinsi Bali.
https://sarinur.blogspot.com/2011/02/saya-bangga-menjadi-bangsa-indonesia.html (Diakses 28 Feb- ruari 2016
www.akamigas.ac.id/stem/index.php/bangga-sebagai-bangsa-indonesia.htm (Diakses 28 Februari 2016)
Komalasari, Heni. 2007. Aplikasi Model Pembelajaran Tari Pendidikan Di SDN Nilem 2 Bandung. Laporan Hasil Penelitian. Bandung: FPBS Universitas Pendidikan Indonesia
Kusumohamidjojo, Budiono. 2000. Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problimatik Filsafat Kebudayaan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Leliweri, A. 2005. Prasangka dan Etnik Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Multikultur. Yogyakarta: LKiS.
Lemhanas. 1981. Kewiraan untuk Mahasiswa. PT Gramedia: Jakarta.
Miarso Yusufhadi, 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta. Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan Pustekkom Diknas.
Mudji Sutrisno, 2009: 110 dalam Artikel Mudra, https://core.ac.uk/download/pdf/12238593.pdf.
Muhammad, Abdulkadir. 2005. Ilmu Sosial Budaya Dasar. PT. Citra Aditya Bakti.
Munggah. I Made. 2008. Med-Medan Tradisi Unik Dari Sesetan. Denpasar: Pustaka Bali Post
Pamadhi. Hadjar. dkk. 2009. Pendidikan Seni di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Purna, I Made. 2001. Fungsi Kearifan Lokal Dalam Upacara Peserta Ponan Pada Kehidupan Masyarakat Desa Poto. Tesis, tidak diterbitkan. Denpasar.
Rachmi. Tetty.dkk. 2015. Keterampilan Musik dan Tari. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka
Ruhimat, Toto dkk. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Ruslan, Rosady. 2001. Etika Kehumasan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sartini. 2006. Menggali Kearifan Lokal Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. https://filsafat.ugm.ac.id, diakses tanggal 20 Maret 2015.
Sedyawati, Edi. 2000. “Agama dan Kesenian: Permasalahan Data dan Interpretasinyaâ€. (Tulisan ini disampaikan pada pameran “Temuan Satu Abad (1900-1999): Perjalanan Sejarah.
Simpen, I W. 2003. Riwayat Kerajaan Buleleng (Buku Sejarah Ki Barak Panji Sakti). Surabaya: SIC.
Soehardjo, 2005. Pendidikan Seni dari Konsep sampai Program. Buku Satu, Malang: Balai Kajian Seni dan DesaÃn Jurusan Pendidikan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Soekanto, Soeryono. 2003. Sosiologi (Suatu Pengantar). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suarka, Nyoman, dkk. 2011. Nilai Karakter Bangsa Dalam Permainan Tradisional Anak-Anak Bali. Denpasar: Udayana University Pers Kampus Universitas Udayana Denpasar.
Suhardana, K.M. 2006. Pengantar Etika dan Moralitas Hindu: Bahan Kajian Untuk Memper- baiki Tingkah Laku. Surabaya: Paramita.
Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.
Suseno, Frans Magniz. 1993. Etika Jawa, Sebuah Analisis Falsafah Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sustiawati, 2008. Pengembangan Manajemen Pelatihan Seni Tari Multikultur Berpendekatan Silang Gaya Tari Bagi Guru Seni Tari Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kota Denpasar. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM.
Sutaba, dkk. 2002. Manfaat Arkeologi Untuk Memperkokoh Integrasi Bangsa. Denpasar: Upada Sastra.
The Liang Gie. 1976. Garis Besar estetika (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Karya Kencana
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan nasional (Sisdiknas)
Wadjiz Anwar, L.Th., 1980. Filsafat Estetika. Yogyakarta: Nur Cahaya.
Wiana, Ketut, 2002. Makna Upacara Dalam Agama Hindu. Surabaya: Paramita.
Windia, Nyoman, 2006. Konsep Tri Hita Karana Dalam Tradisi Bali. Surabaya: Paramita.
www.cakrawayu.org/.../48-seni-tradisi-indonesia- sebagai-komponen bela negara
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.