INNOVATION OF WAYANG PERFORMANCE THROUGH CINEMA AND THEATER TECHNIQUES AS NEW MEDIA
DOI:
https://doi.org/10.31091/lekesan.v7i1.2539Abstract
Fungsi wayang kulit sangatlah komplek dan selalu eksis dalam situasi dan pada zaman apapun. Setidaknya ada 7 fungsi pertunjukan wayang kulit: 1. Sebagai penggugah rasa indah dan kesenangan, 2. Sebagai pemberi hiburan sehat, 3. Sebagai media komonikasi, 4. Sebagai persembahan simbolis. 5. Sebagai penyelenggaraan keserasian norma-norma masyarakat, 6. Sebagai pengukuhan institusi sosial dan upacara keagamaan, 7. Sebagai kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas kebudayaan.
Sebagai sebuah keniscayaan, bahwa pertunjukan wayang dalam bentuk, jenis dan model apapun, tetap harus kontektual dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. akselerasi teknologi yang sedemikian berkembang pesat memberikan peluang positif terhadap eksistensi kesenian wayang itu sendiri jika kita mampu memberdayakan teknologi dan budaya modern sesuai porsinya. Namun demikian marwah seni pewayangan hendaknya tetap bisa dipertahankan agar nilai tuntunan, tontonan, tatanan tetap bisa dipertahankan. Terlebih lagi dalam karya inovasi ini penggarap diharapkan mampu juga menjawab nilai tantangan, tuntutan dan tanggung jawab terhadap karya yang dibuat.
Aktivitas penciptaan diterapkan melalui proses, dengan meminjam pendapatnya Dr. I Kt Suteja, yang menggunakan lima tahapan atau metode yaitu: ngerencana, noasen, makalin, nelesin, ngebah. Metode suteja akan dipadukan dengan metode penciptaan Alma M. Hawkins yang menggunakan tiga tahapan yaitu: eksplorasi, improvisasi, dan formin. Luaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya sebuah karya seni inovasi baru yang bertajuk Wayang Cinema, yaitu sebuah karya yang menggabungkan seni Pewayangan dan teknik Cinema dan teater ke dalam sebuah pola pertunjukan baru.
Kata kunci: Wayang Cinema, Inovatif, Kresna, Duta Perdamaian.
Downloads
References
Bandem, I. M. (2000). Melacak Identitas di Tengah Budaya Global. Jurnal Masyarakat Seni PertunjukanIndonesia.
Bandem, I Made, Bs. M. (1996). Teater Daerah Indonesia. Kanisius.
Brook, P. (2022). Percikan Pemikiran Tentang Teater, Film dan Opera. MSPI dan Arti.
Dibia, I. W. (1999). Selayang Pandang Seni Pertunjukkan Bali. Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.
Djelantik, A. (2008). Estetika Sebuah Pengantar. MSPI bekerjasama dengan Ford Foundation.
Harymawan, R. (1986). Dramaturgi. PT Remaja Rosdakarya.
Mulyono, I. S. (t.t.). Wayang Asal Usul, Filsafat dan Masa Depannya. Gunung Agung.
Taksu: Dalam Seni Dan Kehidupan Bali. (2012). Mangsi Foundation.
Widnyana, I. K. (2007). Pembelajaran Seni Pedalangan Bali. CV Mas Kayu.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 widnyana i kadek, MARHAENI, SUDARTA I GUSTI NGURAH , DWIYANI NI KADEK , RINTO WIDYARTO
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.