Kesatuan dan Warna Pada Elemen Interior Gaya Gotik dan Arsitektur Bali Pada Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar
Main Article Content
Abstract
Prinsip kesatuan (unity) adalah gabungan semua elemen serta saling melengkapi dan berkesinambungan satu dengan yang lain sehingga menghasilkan komposisi yang padu dan serasi. Suatu ruangan dianggap sebagai kesatuan yang harmonis dapat dicapai dengan menerapkan gabungan dari beberapa unsur desain seperti: 1) Garis; 2) Bentuk; 3) Bidang; 4) Ruang; 5) Cahaya, dan; 6) Pola. Kesatuan elemen seperti patung dan relief menjadi bagian penting dalam arsitektur gaya gotik (Eropa) yang menekankan pada kepatuhan, kejelasan dan kejernihan dari pemikiran tentang keseimbangan, proporsi suatu susunan, kontruksi/ struktur tampak pada Gereja Katedral Denpasar. Kesatuan pada gaya arsitektur Bali dapat dilihat di Gereja pada penggunaan bahan alam (bata merah), ornamen Bali serta konsep dari Bhuwana Agung dengan Trilokanya. Warna elemen dan ornamen (ragam hias) yang diaplikasikan di Gereja Katedral Denpasar juga memiliki perbedaan misalnya pada gaya Gotik lebih banyak menggunakan warna cerah (putih, kream, emas) sedangkan gaya arsitektur Bali menggunakan warna alam (cokelat, merah tanah, abu-abu). Gereja Katedral Denpasar ini terletak di jalan Tukad Musi No 1, Denpasar. Konsep arsitekturnya berbasis pada vertikalism, susunan dan keseimbangan yang sempurna, elegan dan mewah namun tetap sesuai dengan arsitektur lokal Bali.
The principle of unity is a combination of all elements and complement each other and continuous one another so as to produce a composite and harmonious composition. A room regarded as a harmonious unity can be achieved by applying a combination of several design elements such as: 1) Lines; 2) Shape; 3) Fields; 4) Space; 5) Light, and; 6) Patterns. The unity of elements such as sculptures and reliefs becomes an important part of gothic architecture (Europe) which emphasizes the obedience, clarity and clarity of the thought of balance, the proportion of an arrangement, the construction / structure seen in the Cathedral Church of Denpasar. Unity on Balinese architectural styles can be seen in the Church on the use of natural materials (red brick), Balinese ornaments and the concept of Bhuwana Agung with its Triloka. The color of the elements and ornaments applied to the Cathedral Church of Denpasar also has a difference, for example Gothic style uses more bright colors (white, kream, gold) while Balinese architectural styles use natural colors (brown, red, gray). Denpasar Cathedral Church is located on the street Tukad Musi No 1, Denpasar. The architecture concept is based on verticalism, perfect arrangement and balance, elegant and luxurious but still in accordance with the local architecture of Bali.
Article Details
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Atavisme and Balai Bahasa Jawa Timur. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Atavisme and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Atavisme are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form]
References
Achmadi dan Narbuko. Metodologi Penelitian.
Jakarta: Bumi Aksara. 2009.
Akmal, Imelda. Menata Rumah Dengan Warna.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2006.
Andie A. Wicaksono dan Endah Tisnawati. Teori
Interior. Jakarta: Gria Kreasi. 2014.
Ching, Francis, D.K. Ilustrasi Desain Interior.
Jakarta: Erlangga. 1996.
Gelebet, Nyoman. Arsitektur Tradisional Daerah
Bali. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi
Kebudayaan Daerah Bali. Denpasar. 1986.
Heuken, Adolf. Ensiklopedia Gereja, Volume 1.
Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. 1991.
Liang Gie, The. Garis Besar Estetika. Yogyakarta:
Supersukses. 1983.
Mangunwijaya.Y.B. Wastu Citra. Jakarta: PT.
Gramedia. 1988.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2011.
Peraturan Daerah Propinsi Bali No. 5 Tahun 2005
tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung.
Peraturan Wali Kota Denpasar No. 25 Tahun 2010
tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung di
Kota Denpasar.
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabet. 2005.
Sumalyo, Yulianto. Arsitektur Klasik Eropa.
Yogyakarta: Gajah Mada Press. 2003.
Wardono, Prabu. Prinsip Desain Interior. Bandung:
ITB. 1996.
Wicaksono, Andie A dan Tisnawati, Endah. Teori
Interior. Jakarta: Gria Asri. 2014.
Widagdo. Desain dan Kebudayaan. Bandung:
Penerbit ITB. 2011.
Windhu, Marsana. Mengenal 30 Lambang atau
Simbol Kristiani. Yogyakarta: Kanisius. 1997.