Kompromitas Atas Keterlibatan Wanita Dalam Aktivitas Berkesenian Di Minangkabau

Main Article Content

Wardizal -
Hendra Santosa

Abstract

Artikel ini merupakan bagian dari hasil penelitian yang berjudul “Resistensi dan Kompromitas Terhadap Keterlibatan Wanita dalam Seni Pertunjukan di Minangkabau. Secara umum tulisan ini menguraikan tentang adanya praktik kompromi terhadap keterlibatan wanita dalam seni pertunjukan di Minagkabau. Kompromi sebagai salah satu usaha untuk meredam konflik secara kultural yang terjadi akibat keterlibatan wanita dalam seni pertunjukan tradisional Minangkabau. Pada masa sekarang telah terjadi proses demokratisasi proses berkesenian di tengah kehidupan sosio-kultural masyarakat Minangkabau. Penelitian ini dikonstruksikan berdasarkan metode kualitatif didasarkan pada filsafat rasionalisme. Filsafat Rasionalisme bukan karena mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.Penelitian rasionalisme mensyaratkan digunakannya pendekatan yang holistik yang menggunakan konstruksi pemaknaan atas realitas, tidak saja secara empirik sensual tetapi juga secara logis-teoritik dan etik. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan, seperti studi kepustakaan, untuk mendapatkan berbagai informasi dari sumber tertulis. Observasi dan wawancara, untuk mengamati berbagai fenomena dan peristiwa yang berkembang di tengah masyarakat. Kontribusi wanita terhadap perkembangan dan pelestarian kesenian tradisonal Minangkabau, secara kualitatif telah melahirkan beberapa seniman yang melegenda di tengah masyarakat.

This article is part of the results of a study entitled “Resistance and Compromise to the Involvement of Women in the Performing Arts in Minangkabau. This article generally describes the practice of compromising the involvement of women in performing arts in Minangkabau. Compromise is one of the efforts to reduce cultural conflicts that occur as a result of women’s involvement in traditional Minangkabau performing arts. At the present time there has been a process of democratization of the artistic process in the midst of the socio-cultural life of the Minangkabau people. This research was constructed based on qualitative methods based on the philosophy of rationalism. Rationalism philosophy is not due to denying the value of experience, but experience is seen as a kind of stimulus for the mind. Rationalism research requires the use of a holistic approach that uses construction of meaning for reality, not only sensually empirical but also logically-theoretical and ethical. Research data collection was conducted in several stages, such as literature study, to obtain various information from written sources. Observations and interviews, to observe various phenomena and events that develop in the community. The contribution of women to the development and preservation of traditional Minangkabau art has qualitatively produced several legendary artists in the community.


Article Details

How to Cite
-, W., & Santosa, H. (2018). Kompromitas Atas Keterlibatan Wanita Dalam Aktivitas Berkesenian Di Minangkabau. Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan, 4(2). https://doi.org/10.31091/kalangwan.v4i2.529
Section
Articles

References

Amir, MS. 1999. Adat Minangkabau: Pola Dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Jaya.

Arjani, Ni Luh. 2008. “Gender Dalam Pendidikan Ditinjau Dari Perspektif Budaya.†In Kumpulan Makalah Kongres Kebudayaan Bali 14-16 Juni 2008, Denpasar: Panitia Pelaksana Kongres Kebudayaan Bali I.

Garne, Roberta Ash. 1977. Social Change. Chicago: Rand Mc. Nally Collage Publishing Company.

Hamka. 1967. Haji Abdul Malik Karim Amarullah, Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H. Abdul Karim Amarullah Dan Perjuangan Kaum Agama Di Sumatera. Jakarta: Djayamurni.

Haviland, William A. 1988. Antropologi Jilid II. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. 1982. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Jambatan.

Nasikun. 1974. Sebuah Pendekatan Untuk Mempelajari Sistem Sosial Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Sosial Politik UGM.

Navis, Ali Akbar. 1984. Alam Terkembang Jadi Guru. Jakarta: Balai Pustaka.

Pelly, Usman. 1994. Urbanisasi Dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau Dan Mandailing. Jakarta: PT Pustaka.

Peursen, CA Van. 1984. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Pitana, I Gede. 1999. Internasiomalisasi Dan Tradisionalisasi Pariwisata Dan Dinamika Sosial Budaya Masyarakat Bali. Denpasar.

Said, Nur. 2000. “Pasang Surut Beberapa Kesenian Jawa Tradisional Dalam Perspektif Globalisasi.†MUDRA Jurnal Seni Budaya VIII(9).

Sudarsono, Juwono. 1992. Ilmu, Teknologi Dan Etika Berprofesi: Pandangan Sosial Politik Dalam Masyarakat (Jurnal Sosiolog). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suwondo, Bambang. 1978. Adat Perkawinan Daerah Sumatera Barat. Jakarta: Depdikbud: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.

Wardizal, Hendra Santosa; 2018. “Peran Wanita Dalam Seni Pertunjukan Tradisional Minangkabau Di Tengah Perubahan Kehidupan Sosio Kultural Masyarakatnya.†Kalangwan 4(1): 63–70. https://jurnal.isidps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/338/236.

Wiratini, Ni Made. 2006. “Peranan Wanita Dalam Seni Pertunjukan Bali Di Kota Denpasar: Persfektif Kajian Budaya.†Universitas Udayana Denpasar.

Most read articles by the same author(s)