Yowana Egar Suatu Kebahagiaan Remaja

Authors

  • I Putu Trisna Nugraha Program Studi Seni Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar
  • I Gede Yudarta Program Studi Seni Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar
  • I Ketut Muryana Program Studi Seni Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.31091/sw.v8i1.1045

Keywords:

yowana egar, gong suling, musik kreasi

Abstract

Seorang anak akan tumbuh menjadi seorang remaja yang mandiri dalam hal berbuat, emosional, maupun  berprinsip, apa bila cara didik orang tuanya yang baik dalam lingkungan keluarga. Mandiri dalam tingkah laku yang diartikan bebas untuk bertindak atau berbuat, tanpa terlalu bergantung pada pertolongan orang lain. Kebebasan yang sering dituntut oleh sang remaja dikarenakan mereka tidak menyukai kekangan, rishi dengan pertanyaan yang mendetail, aturan-aturan yang berlebihan sehingga menyebabkan terbatasnya gerak dan waktu si remaja. Mereka merasa orang tua selalu mengawasi gerak-gerik mereka dan menentukan keputusan yang sering tidak disetujui oleh si remaja, hal tersebut sering menyebabkan pertengkaran antara orang tua dan si remaja. Rumusan konsep karya adalah sebuah ringkasan yang dapat diartikan sebagai suatu karya yang abstrak atau konkret. Di dalam karya Yowana egar penata merumuskan untuk membedahnya menjadi 3 topik pembahasan, yaitu 1) Bagaimana wujud karya Yowana Egar, 2) Bagaimana proses pembentukan karya Yowana Egar, dan 3) Bagaimana analisis estetik dari karya Yowana Egar. Media yang digunakan dalam garapan Yowana Egar adalah gamelan Gong Suling. Wujud karya ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu pengawit, pengawak, bapang, dan pengecet. Dengan proses kreativitas menggunakan proses krativitas yang di kembangkan oleh Alma M. Hawkins dalam bukunya Creating Through Dance yang melalui tiga tahapan, yaitu eksplorasi, percobaan, dan pembentukan. Sedangkan dalam analisa estetis menggunakan kajian estetis Djelantik, dengan empat hal yang mendasar yang menimbulkan keindahan, yaitu kerumitan (complexsity), penonjolan (dominance), keutuhan (Unity), keseimbangan (Balance).

References

Alatas, Ahmad Fahmy. 2016. Pengantar Teori Musik Sebagai Landasan Untuk Komposisi Musik Barat. Yogyakarta: Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Andika Putra, I Made Dwi. 2013. “Kirtanam”. Skrip karya seni Institut Seni Indonesia Denpasar (tidak diterbitkan).

Arya Sugiartha, I Gede. 2012. “Kreativitas Musik Bali Garapan Baru”. UPT. Penerbit ISI Denpasar, Jalan Nusa Indah Denpasar 80235.

Bandem, I Made. 2013. “Gamelan Bali Di Atas Panggung Sejarah”. Denpasar: Stikom Bali.

Djelantik, A.A.M. 1999. “Buku Ajar Etetika Sebuah Pengantar”. Jakarta:Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia ( MSPI).

Garwa, I Ketut. 2009. “Buku ajar komposisi karawitan IV”. Penerbit Okabawes Denpasar.

Mustika, Pande Gede, dkk. 1996. “Laporan Penelitian Mengenal Jenis- Jenis Pukulan Dalam Barungan Gamelan Gong Kebyar”. Denpasar: Sekolah Tinggi Seni Indonesia Denpasar.

Sukerta, Pande Made. 2010. “Tetabuha Bali I”. ISI Pres Solo”. Jl. Ki Hadjar Dewantara 19, Kentingan, Jebres, Surakarta 57126.

Suparsa, Ida Bagus Gede. 2018. “Jerimpen”. Skrip karya seni Institut Seni Indonesia Denpasar (tidak diterbitkan).

Suweca, I Wayan. 2009. Buku Ajar Estetika Karawitan. Institut Seni Indonesia Denpasar: Denpasar

Tri Sunarsih. 2018. “Tumbuh Kembang Anak”. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Visvam Bhara Prasad. 2018. “Ngemban Rare”. Skrip karya seni Institut Seni Indonesia Denpasar (tidak diterbitkan).

Zulkarnain Nasution. 2004. “Menyelamatkan Keluarga Indonesia Dari Bahaya Narkoba”. Surabaya.

Downloads

Published

2020-06-17

How to Cite

Trisna Nugraha, I. P., Yudarta, I. G., & Muryana, I. K. (2020). Yowana Egar Suatu Kebahagiaan Remaja. Segara Widya : Jurnal Penelitian Seni, 8(1), 33–46. https://doi.org/10.31091/sw.v8i1.1045

Issue

Section

Articles