Kajian Ikonografi Pada Seni Lukis T-Shirt Tema Rangda Karya I Nyoman Ngurah Ardika Yasa
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v34i2.703Keywords:
rangda, ikonografi, erwin panofsky, t-shirt painting, i nyoman ngurah ardika yasaAbstract
Bali telah dikenal memiliki banyak bentuk seni. Salah satunya adalah seni lukis. Seni Lukis di Bali telah dikenal cukup lama. Seiring perjalanan waktu, terjadi perubahan dengan kedatangan bangsa Barat yang mempengaruhi gaya lukis Bali. Selanjutnya, media juga memberikan pengaruh yang sangat besar dalam seni lukis di Bali, salah satunya adalah t-shirt. Salah satu seniman lukis t-shirt yang cukup dikenal oleh anak muda Bali yaitu I Nyoman Ngurah Ardika Yasa. Pada karyanya yang bertema “Rangdaâ€, salah satu dari banyak karya yang telah dibuat cukup menarik untuk dilakukan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ikonografi Erwin Panofsky. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna karya seni lukis t-shirt seniman I Nyoman Ngurah Ardika yang bertemakan rangda.Tahap pra-ikonografi, ilustrasi yang digambarkan merupakan sebuah komunikasi bahwa rangda merupakan sosok yang akan membawa kematian bagi manusia. Pada tahapan analisis ikonografi digunakan teori Roland Barthes untuk mengungkap lambang yang ada pada karya tersebut. Mitos yang hadir sebagai petanda dalam karya selanjutnya dihubungkan dengan tema dan konsep yang tersirat. “Rangda†telah menjadi mitos yang ada pada masyarakat Bali. Analisis interpretasi ikonologis, Ilustrasi rangda karya I Nyoman Ngurah Ardika Yasa diciptakan tidak dengan mengedepankan nilai keindahan secara konvensional, namun berdasarkan imajinasi atas rasa dan pengalaman estetis yang diterima pada masa yang lalu. Pada karyanya wujud rangda digambarkan dengan penggayaan bentuk melalui penyederhaan dan deformasi bentuk, sehingga karakter rangda terlihat berbeda dengan wujud rangda secara tradisi. Sehingga dapat dikatakan bahwa ilustrasi rangda ini mengikuti gaya postmodern champ yaitu menolak keotentikan atau keorisinilan untuk tujuan dan kepentingannya sendiri.
Downloads
References
Ferry, K. (2018, 05 22). Rangda dalam Tari Bali. Retrieved from balinese gamelan & dance article from kadek ferry dan mayumi: https://balitaksu.com/tari-rangda-id
Ilham, I. (2018). PARADIGMA POSTMODERNISME; SOLUSI UNTUK KEHIDUPAN SOSIAL ? : Sebuah pandangan Sebuah Pandangan Teoritis Dan Analitis Terhadap Paradigma Postmodernisme. Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi), 12 (1), 1 - 23.
Junaedi, D. (2016). Estetika: Jalinan Subjek, Objek, dan Nilai. Yogyakarta: ArtCiv.
Karthadinata, D. M. (2006). Barong dan Rangda: Perkembangan, Proses Pembuatan, dan Sakralisasi, serta Pesan-Pesan Budaya dalam Penampilannya sebagai Kesenian Tradisional Bali (Disertasi Doktoral). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Kartika, D. S. (2007). Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sains.
Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barthes. Magelang: IndonesiaTera.
Liliweri, A. (2009). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Penerbit LKiS.
__________. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana.
__________. (2014). Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Panofsky, E. (1955). Meaning of The Visual Arts. New York: Doubleday Anchor Books.
Pawitro, U. (2010). Fenomena Postmodernisme dalam Arsitektur Abad ke-21. Jurnal Itenas Rekayasa, 14(1), 40-48.
Piliang, Y. A. (2010). Semiotika dan Hipersemiotika : Gaya, Kode dan Matinya Makna. Bandung: Matahari.
Pujiriyanto. (2005). Desain Grafis Komputer. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Rizaldi, M. (2012). Persepsi Edukasi Visual: Menilai Karya Visual dalam Desain. Ultimart, Vol. V, Nomor 1, 55-67.
Sugiharto, I. B. (1996). Postmodernisme. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.