Keterpinggiran Kelompok Kesenian Cak Bedulu Dalam Seni Pertunjukan Pariwisata Bali

Keterpinggiran Kelompok Kesenian Cak Bedulu Dalam Seni Pertunjukan Pariwisata Bali

Authors

  • Ni Made Ruastiti Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v34i2.700

Keywords:

keterpinggiran, ideologi, estetika, cak bedulu, pariwisata bali

Abstract

Artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk dapat mengetahui dan memahami keterpinggiran Tari Cak Bedulu dalam seni pertunjukan pariwisata Bali. Penelitian ini dilakukan karena dilatari adanya ketimpangan antara asumsi dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Semestinya sebagai pelopor seni pertunjukan pariwisata Bali, kelompok kesenian ini paling sering ditampilkan dalam aktivitas kepariwisataan. Namun kenyataannya hal ini berbeda. Walaupun Cak Bedulu merupakan pelopor kesenian Cak untuk pariwisata Bali, kelompok kesenian ini justru mengalami keterpinggiran. Pertanyaannya: (1). Mengapakah kelompok kesenian ini mengalami keterpinggiran?; (2). bagaimanakah bentuk pertunjukannya?; dan (3). apakah implikasinya bagi masyarakat dan seni pertunjukan Bali?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah pertunjukan Cak Bedulu, para pihak terkait, dan masyarakat di Desa Bedulu, Bali. Data yang dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, FGD, dan studi pustakaan dianalisis dengan teori estetika, teori seni pertunjukan pariwisata, dan teori relasi kuasa pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Kelompok kesenian Cak Bedulu mengalami keterpinggiran karena cara penyajiannya kini sudah tidak sesuai lagi dengan ideologi pasar, ideologi seni pertunjukan pariwisata, dan ideologi budaya masyarakat di Desa Bedulu; (2). Kesenian Cak Bedulu disajikan dalam bentuk sendratari dengan lakon Ramayana. Hal itu dapat dilihat dari cara penyajian, struktur pertunjukan, dan tata rias busana pertunjukannya; (3) Keterpinggiran Cak Bedulu secara tidak langsung berimplikasi pada hilangnya media berkesenian, hilangnya masukan finansial dari kegiatan berkesenian, dan hilangnya identitas budaya lokal.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bandem, I Made. 1996. Etnologi Tari Bali. Denpasar: Kanisius.

Bennet, G.K., et.al. 1952. Differential Aptitude Test Manual. 2 nd edition. New. York: The Psychological Corporation.

Benny H. Hoed, 2011. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Cetakan Pertama, Beji Timur, Depok.

Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi antara Teori dan Praktik. Bandung : Graha Ilmu. 

Humardani, 1979. Kreativitas Dalam Kesenian. Surakarta: Depdikbud.

Kodiran. 1999. “Kebudayaan Jawa”. Manusia dan Kebudayaan (Koentjaraningrat Editor). Jakarta : Djambatan.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kusumastuti, Adhi. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta : Balai Penerbit. 

Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Jogyakarta: LKiS.

Lull, James. 1998. Media Komunikasi Kebudayaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Maguire, I. 2004. Hylocereus Polyrhizus. Home Page Online. Available From https://trec.ifas.ufl. edu./tfphoto/10-01-04.html.

Munandar, Utami. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah : Penuntun Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta : Gramedia.

Noris, C. 2003. Membongkar Teori Dekontruksi Jacques Derrida. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Piliang, Yasraf. 1999. Hiper-realitas Kebudayaan : Semiotika, Estetika, Posmodernisme. Bandung:LKIS. 

Ruastiti, Ni Made. 2005. Seni Pertunjukan Bali Dalam Kemasan Pariwisata. Denpasar: Bali Mangsi Press.

Ruastiti, Ni Made. 2010. Seni Pertunjukan Pariwisata Bali. Yogyakarta: Kanisius

Sedyawati, Edy. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Sinar Harapan: Jakarta

Soedarsono. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University press

Spillane J.J. 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius.

Suganda. 2002. Manajemen Seni Pertunjukan. Bandung: STSI Press.

Sumardi, Mulyanto dan Dieter-Evers, Hans. (1982). Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Rajawali.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung : Penerbit ITB.

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan. Jakarta: EGC. 

The Liang Gie. 1996. Filsafat Seni. Sebuah Pengantar. Yogyakarta: PUBIB.

Downloads

Published

22-05-2019

How to Cite

Ruastiti, N. M. (2019). Keterpinggiran Kelompok Kesenian Cak Bedulu Dalam Seni Pertunjukan Pariwisata Bali. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(2), 186–198. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i2.700

Issue

Section

Articles
Loading...