Fungsi Dan Makna Simbolik Kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v33i2.337Keywords:
Fungsi, Makna, Jaranan Jur Ngasinan, Kesenian BlitarAbstract
Jaranan Jur Ngasinan merupakan kesenian yang tumbuh dan berkembang di Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Kesenian Jaranan Jur Ngasinan memiliki keunikan dalam hal fungsi yang disesuaikan dengan kepercayaan masyarakat pendukungnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengajukan beberapa rumusan masalah yakni bagaimana fungsi dan makna yang terkandung dalam Kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi dan makna simbolik Kesenian Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Data diperoleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Peneliti memfokuskan pada isu atau persoalan, kemudian memilih satu kasus terbatas untuk mengilustrasikan persoalan. Subjek pada penelitian ini Tari Tayung Raci, terdapat didalamnya yaitu isi kesenian dari pertunjukan dan pelaku seni. Hasil penelitian antara lain fungsi Jaranan Jur Ngasinan sebagai sarana ritual, presentasi estetis, sebagai pengikat solidaritas kelompok masyarakat, dan sebagai media pelestarian budaya. Kedua, makna kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar terdapat pada nama “Jurâ€, gerak, musik, tata rias dan busana, property, dan pola lantai. Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa Jaranan Jur Ngasinan memiliki berbagai fungsi dan memiliki makna simbolik tentang prajurit yang juga terkait dengan nilai-nilai budaya masyarakat di sekitar sana.
Jaranan  Jur Ngasinan is an art which grow and develop on Sukorejo village, Sutojayan sub-distric, Biltar regency. This art has uniqueness in function which compromise to supporting community’s. Based on that background, the researcher make some research questions there are how are function and meaning which are contained in Jaranan Jur Ngasinan art, Sukorejo Village, Sutojoyan Subdistrict, Blitar Regency. There are special purposes from this research for described the function and symbolic meaning of Jaranan Jur Ngasinan art, Sukorejo Village, Sutojoyan Subdistrict, Blitar Regency. Data obtained by researcher by using qualitative approach of case study. Researchers focused on the issue, then choose one limited case to illustrate the issue. The subject of this research is the Tayung Raci Dance, which contains the contents of art from performers and performers of art The result which gained by researcher. First Jaranan Jur Ngasinan have function as ritual facility, presentation of the beauty, a fastener of solidarity community, and media cultural preservation. Second, meaning of Jaranan Jur Ngasinan Sukorejo Village, Sutojayan Subdistrict, Blitar Regency are an honest meaning which is come from the name "Jur", motion, music, makeup and clothes, property, and floor patterns. From that explanations can be concluded that Jaranan Jur Ngasinan have various function and have symbolic meaning about soldier which also related to values of society culture around there.
Downloads
References
Bastomi, Suwaji (1992). Seni Dan Budaya. Semaranag: IKIP Semarang Press.
Creswell, John W (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_____________ (2013). Reserch Dsign: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
_____________ (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Darsono, Sonya Kartika (2007). Budaya Nusantara. Bandung: Rekayasa Sains
Giri, Wahyana (2010). Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi
Hadi, Sumandiyo (2007). Kajian Tari Teks Dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hidayat, Robby dan R. Djoko Prakoso. 2008. Seni Pertunjukan Etnik Jawa Ritus, Simbolisme, Politik, dan Problematikanya. Malang: Gantar Gumelar
Humardani (1985). Kumpulan Kertas Tentang Kesenian. Surakarta: Proyek ASTI
K. Langer, Sussane (1998). Problem of Art: Ten Philosophical Lectures. Diterjemahkan Oleh Widaryanto. Bandung: ASTI
Kasmahidayat, Yuliawan (2012). Apresiasi Symbol Dalam Seni Nusantara. Cv. Bintang WarliArtika
Kusmayati, Hermien (1998). Rokat Bangkalan. Bandung: Sastrataya Masyarakat Seni Pertunjukan
Murgiyanto, Sal (1983). Koreografi Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
__________ (2002). Kritik Tari : Bekal Kemampuan Dasar. Jakarta: Mayarakat SEni Pertunjukan Indonesia
Nuraini, Indah (2011). Tata Rias & Busana Wayang Orang Gaya Surakarta. Yogyakarta: ISI Yogyakarta
__________ (1993). Koreografi. Jakarta: Dekdibud
Pigeud. (1983). Pertunjukan Rakyat Jawa. Terjemahan Muhammad Husodo Pironggokusumo. 1991. Surakarta:Perpustakaan Reksa Pustaka
Prakoso, Djoko (2006). “Kesenian Jaranan Kota Surabaya Studi Tentang Fungsi Kesenian Dalam Kehidupan Warga Musimanâ€. TESIS tidak diterbitkan. Surakarta: Pasca Sarjana STSI
Sedyawati, Edi (2002). Indonesia Heritage (Seni Pertunjukan). Jakarta: Buku Antar Bangsa
Smith, Jacqueline (1985). Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru, Terjemahan Ben Soeharto. Yogyakarta: Ikalasti
Soedarsono (1993). Tari-Tarian Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan
__________ (2001). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan Rupa.. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
__________ (2002). Seni Pertunjukan Di Era Globalisasi. Gadjahmada University Press.
The Lian Gie (1983). Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Super Sukses
Wahyuni, Eko dkk (2009). Koreografi Etnik Jawa Timur. Surabaya: DK Jatim
Downloads
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.