Angsel-Angsel dalam Gong Kebyar
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v33i1.324Keywords:
angsel, Gong KebyarAbstract
Gong Kebyar dewasa ini merupakan salah satu jenis gamelan Bali  memiliki kedudukan yang sangat kuat atau dominan di antara perangkat gamelan Bali lainnya. Adapun angsel adalah bagian dari garap gending yang berupa garap khusus yang biasanya sebagai variasi atau tekanan untuk menghidupkan suasana garapan, juga bisa sebagai tanda peralihan, tanda berhenti sesaat ataupun tanda selesai (suwud). Hasil penelitian menunjukkan, bahwa di dalam Gong Kebyar ada beberapa jenis angsel, sembilan di antaranya yaitu 1) angsel Kempli, (2) angsel Kempul, (3) angsel Kemong, (4) angsel Gong, (5) angsel Tugak, (6) angsel Sigug/Ngandang, (7) angsel Bawak/Pendek, (8) angsel Lantang/Dawe/Panjang, dan (9) angsel Suwud/selesai. Motif angsel dapat dikelompokkan menjadi 11 kelompok menurut panjang pendeknya angsel berdasarkan ketukan-ketukan atau tabuhan Kajar yang terkandung dalam angsel itu sendiri. Ke 11 kelompok tersebut adalah dari kelompok satu birama sampai kelompok 12 birama. Terakhir fungsi angsel  terutama  dalam  kelompok  gending dapat  dikelompokkan  menjadi  dua yakni kelompok gending petegak dan gending iringan tari.
Gong Kebyar today holds a position as one of the dominant types of Balinese gamelan, standing out amongst other Balinese gamelan devices.  Angsel is a part of garap gending in the form of a special work that is usually presented as a variation or tension to liven up the atmosphere of garapan. It can also take form as a sign of transition, a moment of pause or a sign of completion (suwud). The result of this research shows that in Gong Kebyar, there are several types of angsel, nine of which are (1) angsel Kempli, (2) angsel Kempul, (3) angsel Kemong, (4) angsel Gong, (5) angsel Tugak, (6) angsel Sigug / Ngandang, (7)  Bawak/ short, (8) Angsel Lantang / Dawe / Long, and (9) angsel Suwud / finish. The motifs of the angsel can be grouped into 11 groups according to the shortness or length of the angsel based on the taps or the beat of the Kajar contained within the angsel itself. The 11 groups are from the group of one bar to the group of 12 bars. Lastly, the function of the angsel, especially in the group of gending can be grouped into two, namely pategak gending and dance accompaniment gending.
Downloads
References
Aryasa, dkk., I W. M.1984/1985 Pengetahuan Karawitan Bali. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali.
Aryasa, I W. M.1976/1977 Perkembangan Seni Karawitan Bali.
Dibiayai dan diterbitkan oleh Proyek Sasaran Budaya Bali
Denpasar.
Dibia, SST. , I Wayan, 1977/1978 Pengantar Karawitan Bali. Proyek Peningkatan/ Pengembangan ASTI Denpasar.
Hastanto, Sri, 1985/1986 Penulisan Kertas Penyajian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Ting- gi Institut Kesenian Indonesia. Bagian Proyek Pengembangan ASKI Surakarta.
Djayus, Syoman, 1980 Teori Tari Bali. CV. Sumber Mas Bali.
Pandji, dkk., I G. B. N. 1986/1987 Ensiklopedi Mini Pewayangan Bali. Proyek Penggalian/ Pemantapan Seni Budaya Klasik/ Tradisional dan Baru .
Rembang, I Nyoman, 1984/1985 Hasil Pendokumentasian Notasi Gending- gending Lelambatan Klasik Pegongan Daerah Bali. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Proyek Pengembangan Kesenian Bali.
Sukerta, Pande Made dan Rahayu Supanggah, 1978/1979 Gong Kebyar. Sub/Bagian Proyek ASKI Surakarta Proyek Pengembangan IKI, Departemen P dan K.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.