Langendriya dan Serat Damarwulan: Suatu Kajian Pendekatan Intertekstual

Langendriya dan Serat Damarwulan: Suatu Kajian Pendekatan Intertekstual

Authors

  • Supadma Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31091/mudra.v26i1.1586

Keywords:

Langendriya, Damarwulan, Javanese society

Abstract

Di Yogyakarta terdapat drama tari opera yang bersumber dari cerita Damarwulan dan adanya Serat Damarwulan. Serat Damarwulan dipandang dapat mencerminkan kehidupan masyarakat dengan ciri budayanya sewaktu naskah tersebut ditulis. Begitu pula Langendriya yang muncul pada era yang sama yakni pada masa Hamengku Buwana VII mencerminkan nilai yang paralel terhadap paham kehidupan masyarakat kala itu. Sebagai cerita asli pribumi Jawa, kisah dalam Serat Damarwulan dengan tokoh yang dihadirkan menyiratkan ciri manusia Jawa dengan idealisme yang khas. Karakter tokoh dan perilakunya, baik karakater tokoh yang luhur maupun yang buruk dengan demikian mengacu pada apa yang dipedomani oleh orang Jawa tentang nilai ajaran hidup ideal. Langendriya dan Serat Damarwulan: Suatu Kajian Pendekatan Intertekstual adalah telaah mencari keterkaitan hubungan interrelasi antara Langendriya dan Serat Damarwulan. Nilai yang tertuang dalam serat Damarwulan adalah memberikan ketauladanan tentang kesetiaan seorang wanita kepada suami lewat tokoh Dewi Anjasmara. Begitu pula ketauladanan yang dicapai seorang pria melalui penggambaran kisah tokoh Damarwulan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bachtum, Ruth (1982), Cerita Damarwulan, Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Hadi, Sumandiyo, Y. (2001), Pasang Surut Tari Klasik Gaya Yogyakarta, Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

Lindsay, Jennifer. (1991), Klasik Kitsch Kontemporer Sebuah Studi tentang Seni Pertunjukan Jawa, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Mudjanattistomo, et al. (1977), Pedhalangan Ngayogyakarta, yayasan Habiranda, Yogyakarta.

Pramutomo, R. M. (2008), “Pengaruh Bentuk Pemerintahan ‘Pseudoabsolutisme’ Pasca Perjanjian Giyanti 1755 terhadap Perkembangan Tari Jawa Gaya Yogyakarta”, disertasi untuk mendapatkan derajad doktor dalam bidang ilmu budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Yogyakarta.

Ratih, Rina. (1994), “Pendekatan Intertekstual dalam Penelitian sastra”, dalam Teori Penelitian sastra, Masyaraakat Puitika Indonesia IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Soemarsana. (1982), Langendriya Pejahipun Menak Jingga, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

. (1982), Langendriya Damarwulan Jumeneng Nata, Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Soedarsono, R.M. (1997), Wayang Wong Drama Tari Ritual Kenegaraan Di Kraton Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Triyono, Adi. (1994), “Langkah-langkah Penyusunan Rancangan Penelitian Sastra” dalam Wuradji, et al., Teori Penelitian Sastra, Masyarakat Puitika Indonesia IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Wuradji, et al. (1994), Teori Penelitian Sastra, Masyarakat Puitika Indonesia IKIP Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Downloads

Published

30-01-2011

How to Cite

Supadma. (2011). Langendriya dan Serat Damarwulan: Suatu Kajian Pendekatan Intertekstual. Mudra Jurnal Seni Budaya, 26(1), 25–35. https://doi.org/10.31091/mudra.v26i1.1586

Issue

Section

Articles
Loading...