Inovasi Seni Pertunjukan Drama Gong Pada Era Digital
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v36i3.1492Keywords:
innovation, drama gong, digital eraAbstract
Artikel ini bertujuan membahas inovasi drama gong pada era digital dewasa ini. Sebagai hasil kajian kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dengan pelaku seni dan penggemar drama gong, dan studi dokumentasi dengan mengkaji kembali lima kisah drama gong yang ditayangkan oleh Bali TV, TVRI Bali dan channel Youtube tahun 2020 dan 2021. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan menerapkan teori semiotika dan teori interasionisme simbolik. Hasil penelitian menunjukkan, eksistensi drama gong sampai dekade 2000-an telah mengalami inovasi, meliputi: (1) kemasan cerita; (2) regenerasi pemain dengan melibatkan generasi muda Bali; (3) dialog, (4) setting/tata panggung; (5) adanya kolaborasi dengan seniman non drama gong; dan (6) pemanfaatan teknologi digital dalam proses pengemasan dan penyaluran pertunjukan drama gong. Inovasi drama gong dalam dekade 2000-an ini mengindiasikan bahwa seni tradisional berbahasa Bali ini tetap eksis dan mampu mengikuti perkembangan zaman. Inovasi drama gong model baru memperoleh sambutan positif dari masyarakat Bali, termasuk penggemar drama gong dari kalangan anak muda Bali.
Downloads
References
Adorno, T.W. & Horkheimer, M. (2002). Dialectic of Enlightenment. California: Stanford University Press.
Ardini, N. W. (2021). Produksi, Distribusi, dan Konsumsi dalam Industrialisasi Musik Pop Bali. Mudra Jurnal Seni Budaya, 31(1). https://doi.org/10.31091/mudra.v31i1.248
Atmaja, Jiwa. (2009). Tri Dasa Warsa Teater Mini Badung. Denpasar: Udayana University Press.
Collier, Mary Jane. (1994). , “Cultural Identity and Intercultural Communication”, dalam Samovar, Larry A. dan Porter, Ricard E. (eds), Intercultural Communication: A Reader, Berlmont: Wadsworth.
Dibia, I Wayan. (2007). Lampahan (Kumpulan Lakon-lakon Seni Pertunjukan Bali). Denpasar: Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Dibia, I Wayan. (2012). Geliat Seni Pertunjukan Bali. Denpasar: Arti Foundation.
Nurhadi, Zikri Fachrul. (2015). Teori-Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Pateda, Mansoer. (2001). Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Putra, I Nyoman Darma. (2008). Modern Performing Arts As A Reflection Of Changing Balinese Identity, in “Indonesia and the Malay World”; https://www.tandfonline.com/loi/cimw20, Published online: 10 Apr 2008.
Putra, I Nyoman Darma. (2009). “Meninjau Kembali Sejarah Drama Gong”; https://balebengong.id/meninjau-kembali-sejarah-drama-gong/; Diaksess 28 Juni 2009.
Riyadi, Soeprapto. (2001). Interaksionisme Simbolik (perspektif sosiologi modern. Malang: Averroes Press.
Ruastiti, Ni Made. (2010). Seni Pertunjukan Pariwisata Bali Kemasan Baru Dalam Pespektif Kajian Budaya. Yogyakarta: Kanisius.
Ruastiti, Ni Made. (2020). “Strategi Membangun Seni Budaya Di Era Digital (Orasi Ilmiah). Jayapura: ISBI Tanah Papua.
Ritzer, George-Douglas J. Goodman. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Kencana Predana
Schlechtendahl, J., Keinert, M., Kretschmer, F., Lechler, A., & Verl, A. (2015). Making existing production systems Industry 4.0-ready. Production Engineering, Vol. 9, Issue.1, pp.143-148
Setia, Putu. (2006). Mendebat Bali. Denpasar: PT Pustaka Manikgeni.
Sedyawati, Edi. (2007). Keindonesian dalam Budaya. Jakarta: Wedatama
Sobary, Muhammad. (1996). Kebudayaan Rakyat Dimensi Politik dan Agama. Yogayakarta: Bentang.
Sobur, Alex. (2004). Analisis Teks Media. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soedarsono. (2000). Masa Gemilang dan Memudar: Drama gong Gaya Yogyakarta. Yogyakarta : Tarawang
Soelarso, B. dan S. Ilmi Albiladiyah. (1975). Pertunjukan Rakyat Drama Gong dari Bali. Proyek Pengembangan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta.
Sugita IW, Setini M, Anshori Y. (2021). Counter Hegemony of Cultural Art Innovation against Art in Digital Media. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity. 2021; 7(2):147. https://doi.org/10.3390/joitmc7020147
Sugita, I Wayan. (2016). Dinamika Pementasan Drama Gong di Bali. Denpasar: Sekdut Bali Performing Arts Community.
Sugita, I Wayan. (2020). Drama Gong sebagai Media Pendidikan dan Kritik Sosial, Jurnal Kajian Bali, Vol 10 No 2 (2020), https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali.
Sugiartha, I Gede Arya, (2006). Pengaruh Gamelan Gong Gebyar Terhadap Gamelan lainnya; Mudra Volume 18, No. 1 Januari 2006.
Suarta, I. M. (2018). Nilai-nilai Filosofis Didaktis, Humanistis, dan Spiritual dalam Kesenian Tradisional Macapat Masyarakat Bali. Mudra Jurnal Seni Budaya, 33(2), 191–199. https://doi.org/10.31091/mudra.v33i2.364
Widya Sastra.Setyawan, Arya Dani. (2011). “Fungsi Seni Pertunjukan Tradisional”, (Online), Tersedia dalam https://aryadanisetyawan.blogspot.com/2011/11/fungsi-seni-pertunjukan-tradisional-di.html). Diakses 25 Agustus 2015.
Widagama, Ngakan Putu Gatam. (2017). Pementasan Drama Gong Wijayakusuma Sebagai Media Komunikasi Tradisional Di Kelurahan Abianbase Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar. Jurnal penelitian Agama Hindu, Vol 1, Nomor 2, Oktobewr 2017.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 I Wayan Sugita, I Gede Tilem Pastika
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.