Membongkar Makna Pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari Di Puri Saren Agung Ubud, Bali Pada Era Global
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v32i2.105Abstract
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk memahami makna Tari Sang Hyang Dedari yang kini sering disajikan dalam konteks pariwisata di Puri Saren Agung Ubud, Bali. Padahal Tari Sang Hyang Dedari merupakan sebuah tari upacara untuk memohon keselamatan bagi masyarakat setempat. Sebagai sebuah tari upacara, Tari Sang Hyang Dedari semestinya hanya disajikan di pura dalam konteks upacara saja. Namun kenyataannya di Puri Saren Agung Ubud berbeda. Untuk itu, penelitian yang berlokasi di Puri Saren Agung Ubud ini akan mengkaji permasalahan tentang:
(1) mengapa Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata?;
(2) bagaimana mereka menyajikan?; dan
(3) bagaimana Puri Saren Agung Ubud memaknai Tari Sang Hyang Dedari tersebut?.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dalam perspektif cultural studies yang dianalisis dengan teori dekonstruksi, teori estetika postmodern, teori praktik, dan teori relasi kuasa pengetahuan. Hasil penelitian menunjukan bahwa:
(1) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata karena dilatari adanya peluang pasar yakni berkembangnya industri pariwisata di Ubud serta adanya potensi kesenian masyarakat yang memadai untuk menampilkan seni pertunjukan pariwisata;
(2) Puri Saren Agung Ubud menyajikan Tari Sang Hyang Dedari untuk pariwisata dalam bentuk tari kreasi baru pelegongan yang konsep penciptaannya merupakan pengembangan bentuk estetika pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari untuk upacara;
(3) Puri Saren Agung Ubud memaknai pertunjukan Tari Sang Hyang Dedari dalam konteks pariwisata terebut sebagai sebuah kreativitas seni, produk pariwisata bernilai ekonomi, sebagai pengikat relasi sosial masyarakat yang berimplikasi pada pelestarian seni pertunjukan tradisional di daerah tersebut pada era global.Downloads
References
Bandem, I Made dan Frederik Eugene de Boer. 1973. Kaja dan Kelod: Balinese Dance in Trasnsition. Kuala Lumpur : Oxford University Press.
Baudrillard, Jean. 1988. Simulacra and Simulation dalam Mark Poster (ed), Selected Writings. Stanford : Stanford Universty Press.
Barker, Chris. 2005. Cultural Studies : Teori dan Praktik. Terjemahan Cultural Studies: Theory and Practice. Yogyakarta : BENTANG PT. Bentang Pusaka.
Daulay, Asrul (ed.). 2011. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Medan: USU Press.
Dewi, Trisna. 2014. Kajian Bentuk dan Fungsi Tari Rejang Seregan di Desa Kayubihi, Bangli (skripsi). Denpasar : ISI.
Dibia, Wayan. 1985. ‘Odalan Of Hindu Bali; A Religius Festival, a Social Occasion and a Theatrical Event’ dalam Asian Thetatre Journal Volume 2. Honolulu : University of Hawaii Press.
Hardiman, Budi F. 2003. Kritik Ideologi : Menyingkap Pertautan dan Kepentingan Bersama Jurgen Habermas. Yogyakarta : Kanisius. Koentjaraningrat.1993. Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Putra, Ambalika. 1986. Tari Rejang Renteng di Banjar Jangu Karangasem (Skripsi). Denpasar : STSI.
Hasan, Sandi Suwardi. 2011. Pengantar Cultural Studies. Sambilegi : Ar-Ruzz Media.
Pantja, I Made. 1994. Upacara Sang Hyang Dedari di Desa Celuk Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Propinsi Bali. Tesis Program Studi Antropologi. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Ruastiti, Ni Made. 2010. Seni Pertunjukan Pariwisata Bali. Yogyakarta: Kanisius.
Sumadia. 2011. Pementasan Tari Rejang Renteng Dalam Rangka Piodalan Agung di Pura Desa Pakraman Sukasada, Kecamatan Sukasada, Buleleng (skripsi). Denpasar : ISI.
Sumantri, Zaimar. 2001. “Ideologi dalam Pariwara†dalam Ida SundarinHusen dan Rahayu Hidayat (penyunting). Merentas Ranah, Bahasa, Semiotika dan Budaya. Yogyakarta: Bentang.
Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius.
Turner, B. S. 1992. Max Weber : From History to Modernity. London: Routledge.
Wijayanto, Eko. 2012. Genealogi Kebudayaan. Jakarta : Salemba Humatika.
Yanti, Suari. 2009. Tari Rejang Lilit Dalam Upacara Dewa Yadnya Di Pura Khayangan Tiga, Desa Adat Mundeh, Tabanan (Skripsi). Denpasar: ISI.
Vickers, Adrian. 1989. Bali A Paradise Created. Berkeley: Periplus Editions.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.