Kebaya Sebagai Busana Ke Pura Dalam Representasi Perempuan Kontemporer Di Kota Denpasar
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v32i1.93Abstract
Kebaya merupakan busana yang dikenakan kaum perempuan  dalam setiap kegiatan upacara di Bali. Kebaya mulai mengalami perubahan dalam hal desain maupun bahan yang digunakan akibat dari perkembangan zaman, teknologi, informasi dan industri pariwisata, mengakibatkan masyarakat Bali tidak lepas dari pengaruh kebudayaan luar, yang  membawa perubahan dalam berbagai kehidupan masyarakat Bali.  Kaum kapitalis memanfaatkan momen ini dengan menciptakan atau membuat desain kebaya diluar dari ciri khas kebaya Bali. Hal ini dapat dilihat dari munculnya desain kebaya modifikasi yang banyak di tawarkan di pasaran dan menjadi tren. Desain kebaya modifikasi banyak dijual di pasaran, sehingga menyebabkan kaum perempuan ingin tampil trendi dengan busana yang di tawarkan tersebut. Kaum perempuan kontemporer dengan bangga mengenakan kebaya yang trendi di pasaran,  pada kegiatan  persembahyangan ke pura. Hal ini mengakibatkan seolah-olah kaum perempuan sudah mulai melupakan etika berbusana untuk ke pura.  Hal ini tentunya dapat membuat generasi mendatang tidak akan mengetahui dan melupakan ciri khas dari kebaya Bali. Permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana kebaya dijadikan sebagai representasi oleh kaum perempuan di Kota Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perkembangan kebaya ke pura, dapat mengubah cara berbusana dan gaya hidup  perempuan kontemporer. Paradigma representasi dengan pendekatan fenomenologis dan metode kualitatif digunakan pada penelitian ini. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan interpretatif mempergunakan analisis representasi dan konsumerisme.Downloads
References
Adlin, A. 2006. Menggeledah Hasrat: Sebuah Pendekatan Multiperspektif. Yogyakarta: Jalasutra.
Ardika, I Wayan. 1999. “Warisan Budaya dan Globalisasiâ€. Makalah Program Magister Kajian Budaya Universitas Udayana dari 10 Juli-14 Agustus di Denpasar.
------------------2007. Pusaka Budaya & Pariwisata. Denpasar : Pustaka Larasan.
Atmadja, Nengah Bawa. 2011. Ajeg Bali Gerakan, Identitas Cultural, dan Gobalisasi. Yogyakarta. LKiS.
Barker, Chris. 2006. Cultural Studies: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Featherstone, Mike. 2008. Postmodernisme Budaya dan Konsumen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fiske, John. 2011. Memahami budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra.
Nordholt, Henk Schulte. 2010. Bali Benteng Terbuka1995-2005: Otonomi daerah, demokrasi electoral, dan identitas-identitas defensive. Denpasar: Pustaka Larasan.
Piliang, Yasraf Amir. 2011. Dunia yang Dilipat Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. Yogyakarta: Matahari.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodelogi Penelitian Kajain Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Triyanto. 2011. Eksistensi Kebaya dari Masa ke Masa. Yogyakarta: PT. Intan Sejati Klaten.
Data dari internet:
https://yolagani.wordpress.com/2007/11/18/represe ntasi-dan-media-oleh-stuart-hall/), diakses tanggal 3 April 2014, 8:56PM.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.