Pertunjukan Wayang Kulit Bali Dari Ritual Ke Komersialisasi
Main Article Content
Abstract
Di era global seperti sekarang ini, telah terjadi fenomena baru dalam kancah seni pertunjukan wayang kulit Bali, dimana antara beberapa jenis pertunjukan mulai tradisi, kreasi, kreasi baru, inovatif, dan eksperimental saling merebut hati sanubari para penggemarnya. Sampai saat ini, pertunjukan wayang kulit tradisi, kreasi, dan kreasi baru masih dapat ditonton ketika ada kegiatan ritual upacara keagamaan. Sebuah fenomena menarik yang terjadi selama satu dasa warsa belakangan ini yaitu berupa ruwatan wayang Sapuh Leger massal yang melibatkan 5000 orang yang khusus lahir pada wuku wayang. Sementara itu pertunjukan wayang kulit inovatif dapat ditonton dalam berbagai konteks baik untuk upacara keagamaan maupun sebagai pertunjukan komersial. Dalam konteks komersial pertunjukan wayang Kulit Cenk Blonk bergabung dengan perusahan Kopi ABC, Susu Frisian Flag, Sepeda Motor Yamaha, Obat Antangin JRG, dan lain-lain. Sementara Wayang Kulit Joblar bekerjasama dengan perusahan Sarimi, Kopi ABC, Kopi Luwak, Yamaha, Honda, Yakul, Obat Antangin, Bodrek, sepeda smash, dan lain-lain. Di samping pertunjukan wayang kulit komersial untuk promosi barang dan jasa, selama tiga dekade terakhir ini pertunjukan wayang kulit juga dipentaskan dalam konteks pariwisata. Pertunjukan wayang kulit yang durasinya kurang dari 60 menit ini dikemas sebagai entertainment di sebuah usaha pariwisata yaitu di Oka Kartini Bungalow Ubud dengan dalang I Wayan Deres dan di Kerta Accommodation Ubud dengan dalang I Made Sukadana (Made Gender). I Wayan Peter dari jalan Nangka Denpasar juga pernah melakukan pertunjukan wayang kulit untuk wisata di era 1990-an di beberapa hotel di wilayah Legian dan Kuta Badung. Sementara I Made Wibawa dari Dukuh Pulu Tabanan kerap melakukan pementasan wayang kulit untuk wisata di seputaran hotel yang ada di Nusa Dua Badung.