Eksistensi Gamelan Gong Luang Di Banjar Seseh Desa Singapadu
Main Article Content
Abstract
Gamelan di bali, sangat banyak ragam dan bentuknya, salah satu jenisnya adalah gamelan Luang atau gong Luang. Perkembangan dari gong Luang tidak seperti perkembangan gong lainnya, ini terdapat hanya dibeberapa tempat di Bali, salah satunya di Banjar Seseh, Desa Singapadu, Sukawati, Gianyar. Fungsi dari gong Luang ini di Singapadu dan pada umumnya sebagai pengiring upacara Pitra Yadnya dan Dewa Yadnya. Dalam gong luang yang terdiri dari laras pelog tujuh nada ada istilah saih atau pepatutan yang sering dipakai dalam gong luang, yaitu saih selisir, tembung, sunaren, pengenter, baro, dan lebeng. Fungsinya dalam Dewa Yadnya adalah sebagai pengiring seni wali merias ratu sesuhunan menjelang akan diadakan piodalan atau menjelang akan mekiyis ke segara atau ke laut, namun instrumennya hanya berupa caruk dan saronnya saja. Sedangkan dalam fungsinya sebagai pengiring pitra yadnya adalah sebagai iringan ngaben dan segala rangkaiannya. Gending yang disajikan dalam pengiring ngaben adalah Tabuh Panji Gede, Tabuh Delod Pangkung, Tabuh Panji Cenik, Tabuh Ginada, Tabuh Tut Baru, dan Tabuh Lilit.
Article Details
References
Dibia, I Wayan. 1999. “Selayang Pandang Seni Pertunjukan Baliâ€. Masyarakat SeniPertunjukan Bali.
Herbst, Edward. 2014 “Bali 1928, Vol.1 Gamelan Kebyar, Tabuh-tabuh dari Belaluan, Pangkung, dan busungbiu.†STMIK STIKOM BALI.
Yudarta, I Gede. 20006. Eksistensi Wanita Dalam Seni Karawitan Gong Kebyar: Studi Tentang Sekaa Gong Wanita Pusparini Mredangga Banjar Buruwan Desa Sanur Kaja Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar. Tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar
Sugiartha, I Gede. 2015. Lekesan, Fenomena Seni Musik Bali. Institut Seni Indonesia Denpasar.