Rejang Di Pura Balang Tamak, Warisan Budaya Desa Nongan
Main Article Content
Abstract
Masyarakat Desa Nongan, Kabupaten Karangasem meyakini bahwa Rejang di Pura Balang Tamak di desa mereka adalah warisan Pan Balang Tamak, figur licik dan lihai dalam cerita rakyat Bali. Keberadaan Rejang ini hampir punah, meninggalkan jejak berupa serobong/gelungan (hiasan kepala) dihiasi buah-buahan seadanya. Harapan masyarakat untuk merekontruksi Rejang di Pura Balang Tamak, mendorong peneliti untuk melakukan penelusuran terhadap ingatan masyarakat yang hampir tertimbun bersama reruntuhan Pura Balang Tamak sejak peristiwa gejor atau gejer Bali 1917. Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini bertujuan untuk memetakan keterhubungan ide-ide yang membangun Rejang di Pura Balang Tamak, yaitu: ide tentang Rejang, ide tentang Pura Balang Tamak, ide tentang mitos Pan Balang Tamak, dan ide tentang Desa Nongan. Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisa, dideskripsikan, disusun dan disimpulkan. Hasil penelitian yang didapat bahwa Rejang di Pura Balang Tamak adalah Rejang Pala, merupakan salah satu sarana ritual Usaba Pala (perayaan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap kelimpahan hasil subak abian/tegal).Â
The villagers of Nongan believe that the rejang dance in Balang Tamak temple is the inheritance of Pan Balang Tamak, a cunning and shrewd figure in Balinese folklore. The existence of this dance is almost extinct, leaving only a trace of serobong/gelungan – a head decoration – of some fruits. The people’s expectation to reconstruct Rejang dance at Pura Balang Tamak has encouraged the researchers to trace the recollections of people’s memory of the dance which are almost buried with the ruins of Pura Balang Tamak since the Bali earthquake in 1917or it was called gejer Bali. Based on the background above, this research aims to map the connections of ideas that build Rejang dance in Pura Balang Tamak, that is: the idea of Rejang, the idea of Pura Balang Tamak, the idea of Pan Balang Tamak myth, and the idea of Nongan Village. The research methodology used in this writing is descriptive qualitative. The data of the research is collection trhough observations, interviews, literature study, and documentations. The data collection is then analyzed, described, compiled and summarized. The findings obtained that Rejang dance in Pura Balang Tamak is Rejang Pala. This Rejang is one of the means of ritual Usaba Pala (a celebration to express gratitude towards the abundance of subak abian/farm harvest)
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Adi Wiguna, I Ketut, 2005. Pura Balang Tamak Dan Cerita Pan Balangtamak di Desa Nongan Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem (Perspektif Mitos, Status, dan Fungsi). Tesis pada Universitas Hindu Indonesia Denpasar.
Bandem, I Made dan Fredrick Eugene deBoer. 2004. Kaja dan Kelod: Tarian Bali dalam Transisi. Yogjakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari; Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher
Mariasa, I Nengah. 2005. Rejang Kuningan Di Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem, Bali: Aspek Bentuk, Fungsi dan Makna. Disertasi pada Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
O’Donnell, Kevin. 2009. Sejarah Ide-Ide (diterjemahkan oleh Jan Riberu). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sudikan, Setya Yuwana. 2001. Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Citra Wacana.