Bali Kandarupa: Cerminan Dinamika Cipta Lintas Masa
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk merunut kembali jejak historis seturut dinamika cipta masyarakat seni rupa Bali yang lintas masa dalam beberapa peristiwa kunci, sekaligus menimbang relevansi kehadiran kebijakan regulasi PERDA Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali dalam praktik kesenian di Bali, diantaranya pameran kolosal berkala Bali Kandarupa. Penelitian ini menggunakan metode sejarah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi, dengan pendekatan sejarah sosial yang diakronis. Sejumlah peristiwa kunci yang dirujuk, antara lain; terbentuknya organisasi Pita Maha tahun 1936 sebagai cerminan gerakan sosial pada masa itu; Pesta Kesenian Bali (PKB) pertama tahun 1979 sebagai visi kebudayaan Gubernur pada masa itu, yakni Ida Bagus Mantra; gerakan “Mendobrak Hegemoni” sebagai salah satu bentuk kontra atau protes terhadap PKB; peristiwa seni rupa pasca Bom Bali I & II yang menandakan upaya masyarakat seni rupa untuk bangkit; kelahiran organisasi Bali Art Society (BAS) sebagai salah satu bentuk aksi advokasi untuk kebijakan seni budaya di Bali; kemudian ditetapkannya regulasi berupa PERDA Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali; dan kehadiran Pameran Bali Kandarupa sebagai salah satu manifestasi PERDA Nomor 4 Tahun 2020. Melalui kajian ini dapat dirumuskan bahwa setidaknya ada 3 (tiga) unsur yang berperan dalam dinamika cipta seni rupa Bali yang lintas masa; 1) peristiwa, menunjuk pada ruang dan faktor kesadaran atau kehendak pelaku sejarah; 2) momentum, merujuk pada waktu yang dikehendaki sejarah; dan 3) sosok yang memiliki kesadaran sejarah, kemudian mengakselerasikan peristiwa dan momentum tersebut menjadi sebuah gerakan.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.