Seni Penerjemahan Wayang Inovasi Berbahasa Inggris Di Swasti Eco Cottages, Ubud, Gianyar
Main Article Content
Abstract
Perkembangan seni pertunjukan wayang telah berinovasi menggunakan bahasa Inggris dengan tujuan untuk menghibur wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Pertunjukan wayang turistik ini mulai bermunculan di daerah-daerah wisata dan sekitarnya. Berikut ini permasalahan dan ideologi penerjemahan wayang turistik berbahasa Inggris di Swasti Eco Cottages, Desa Nyuh Kuning, Ubud, Gianyar diidentifikasi, ditranskripsi dan diteliti berlandaskan pada kajian studi linguistik terapan. Untuk dapat mengidentifikasi permasalahan penerjemahan pertunjukan wayang inovasi berbahasa Inggris di Swasti Eco Cottages tersebut, peneliti menggunakan metode penilitian deskriptif kualitatif dan teknik wawancara terpusat. Permasalahan penerjemahan wayang inovasi berbahasa Inggris kemudian dikaji secara obyektif dan subyektif, sedangkan ideologi penerjemahannya diidentifikasi melalui teori domestikasi dan foreignisasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerjemahan wayang inovasi berbahasa Inggris di Swasti Eco Cottages lebih cenderung menggunakan ideologi penerjemahan foreignisasi, yakni penerjemahan yang lebih berorientasi pada bahasa sumber.
The development of the art of puppet show has been innovating into English language that aimed to entertain the international visitors who come to Bali. This touristic puppet show began to appear in tourism and surrounding areas. The following issues and the translation ideology of the English touristic puppets at Swasti Eco Cottages, Nyuh Kuning village, Ubud, Gianyar identified, transcribed and studied based on the study of applied linguistics studies. In order to identify the translation problems in English language innovation puppet show at Swasti Eco Cottages, researchers used the qualitative descriptive research methods and centered interview techniques. The translation problems in English innovation puppet show then assessed objectively and subjectively, whereas the ideology of translation identified through domestication and foreignization theories. Research results indicate that the English language translations of innovations puppet show at Swasti Eco Cottages preferred to use foreignization ideology of translation, that the translations is more oriented to the source language.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Arios, Leonard Rois. (2011). Berbagai Tipe Penelitian Kualitatif: Masihkah Diperlukan?. http//www.kompasiana.com/ephineogi.blogspot.com.
Harsono, Siswo.( 2009). Modul: Basic Translation. Semarang: Fakultas Sastra Inggris Universitas Diponegoro.
Hoed, B.H. (2006). Penerjemahan dan kebudayaan. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Kardimin. (2013). Pintar Menerjemah: Wawasan teoritik dan praktek. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munday, J. (2008). Introducing translation studies theories and applications second edition. London & New York: Routledge. Nababan, R. M. (2003). Teori menerjemah bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prastowo, A. (2011). Memahami metode-metode penelitian: Suatu tinjauan teoretis dan praksis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sukerta, I Nyoman. ( 2011). Komodifikasi Pertunjukan Wayang Kulit Parwa Sebagai Tontonan Wisata. Jurnal Wayang 10 (1): 35-50, ISSN 1412-9248.
Suryawinata, Z. & Hariyanto, S. (2003). Translation: Bahasan teori & penuntun praktis menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius.
Venuti, L (Ed.). (2004). The translation studies reader. The Taylor and Francis e-Library.
Venuti, L. (1995). A history of translation. The translator’s invisibility. London and New York: Routledge.
Zulprianto. 2010. Mengidentifikasi Permasalahan Penerjemahan, Strategi, dan Akurasi Dalam Penerjemahan Teks Berbahasa Inggris Ke Dalam Bahasa Indonesia. Artikel Penelitian Dosen Muda Dana DIPA 2010, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.