Diskriminasi Gender dalam Perspektif Dokumenter Potret “Amerta Ning Sinar”
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang diskriminasi gender yang berdampak pada keseimbangan hak dankewajiban perempuan Bali dalam fase sebagai seorang istri, menantu dan Ibu dari anak-anak mereka dalam perspektif visual denganformat dokumenter potret. Dokumenter potret “Amerta Ning Sinar” dengan pendekatan humanist memberikan visualisasi terkait perempuan Bali dan budaya patriarki yang memunculkan masalah dalam fase berumahtangga bagi perempuan Bali, yang justrumembuat posisi mereka sangat timpang dibandingkan dengan posisi suami mereka yang memiliki tingkat superior dalam budayapatriarki itu sendiri. Metode yang digunakan adalah metode penelitian qualitatif dengan pendekatan deskriptif dikolaborasikan denganteori diskriminasi gender (CIDA: 1997) dan Semiotika (Pierce dalam Piliang: 2018). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwadiskriminasi gender yang divisualisasikan dalam dokumenter potret “Amerta Ning Sinar” memiliki 4 indikator yang dari diskriminasigender melalui Marjinalisasi, Subordinasi, Kekerasan dan Beban Kerja dalam visual yang ditampilkan dalam film dokumenter“Amerta Ning Sinar” yang direpsentasikan melalui skema triadik Semiotika Pierce.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Canadian International Development Agency (CIDA). 1997. Guide to Gender-sensitive Indicators. Canadian Press
Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Pembangunan Nasional dan Daerah. 2009. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia.
Harmonisasi Konsep dan Defenisi Gender untuk Aplikasi Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan. 2008. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia
Piliang, Yasraf dan Audifax. 2018. Kecerdasan Semiotik: Melampui Dialektika dan Fenomena. Bandung: Cantrik Pustaka