Konsep Dan Bentuk Ilustrasi Celuluk Sebagai Ikon Bali United Cartoon
Main Article Content
Abstract
Bali United Cartoon adalah kartun yang dipublikasikan lewat media internet yaitu instagram. Dibuat oleh salah satu suporter sepak bola Bali, Dewa Gede Raka Jana Nuraga S.Ds., yang juga merupakan seorang desainer asal Tampaksiring, Gianyar. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan semangat persepakbolaan Bali, memperkenalkan persepakbolaan Bali secara luas, dan mendukung klub sepakbola Bali United melalui ilustrasi desain ikon berupa makhluk mitologi Bali yaitu Celuluk. Celuluk dipilih karena dapat menonjolkan ciri khas Bali dan memunculkan identitas budaya lokal. Secara tidak langsung, suporter Bali juga menyukainya, terlihat dari peningkatan pengikut di instagram setelah dibuatnya ilustrasi Celuluk sebagai ikon. Hingga April 2017 Bali United Cartoon memiliki 6840 pengikut di instagram dan masih terus bertambah. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yang analisis. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses tersebut. Konsep ilustrasi Celuluk dibuat berdasarkan metode black box dan teori warna. Sedangkan bentuk ilustrasi dianalisis dengan teori desain grafis. Hasil penelitian dari wawancara dan analisis, konsep utama yang digunakan adalah kartunal terlihat dari adanya distorsi dan penyederhanaan bentuk ilustrasi. Konsep sunset untuk pewarnaan, terlihat dari penggunaan warna panas, yang cenderung menimbulkan kesan seperti saat melihat sunset. Bentuk ilustrasi memakai kombinasi elemen grafis garis lengkung, S, dan gelombang. Shape berupa bentuk nyata Celuluk dengan badan manusia, dan bentuk dasar dua dimensi, tekstur kuas dan kasar untuk memberi kesan tidak rata dan mengurangi kemenotonan. Ruang pada ilustrasi yang terlihat agak padat, Ruang juga memberi kesan jauh dan dekat pada ilustrasi.
Bali United Cartoon is a cartoon published through internet media, that is on instagram. Made by one of Balinese soccer supporters, Dewa Gede Raka Jana Nuraga S.Ds., who is also a designer from Tampaksiring, Gianyar. The goal is to cultivate Balinese football spirit, introduce Bali’s football widely, and support Balinese football club through the iconic design illustration of Balinese mythology creature, Celuluk. Celuluk was chosen because it can highlight the characteristics of Bali and bring the local cultural identity. Indirectly, Balinese supporters also love it, seen from the increase of followers in instagram after the creation of the Celuluk illustration as an icon. Until April 2017 Bali United Cartoon has 6840 followers on instagram and is still growing. The research method used by researchers is descriptive qualitative analysis. Researchers go into the field, learn a process that occurs naturally, record, analyze, interpret and report and draw conclusions from the process. The concept of Celuluk illustration is based on black box method and color theory. While the form of illustration is analyzed by graphic design theory. Result of research from interview and analysis, the main concept is cartoonal seen from existence of distortion and simplification form illustration. The concept of sunset for coloring, seen from the use of hot colors, which tends to create the impression as when viewing the sunset. The form of illustration uses a combination of graphic elements of curved lines, S, and waves. Shape in the form of a real Celuluk with the human body, and two dimensional base shapes, brush and coarse textures to give the impression of unevenness and reduce the quenching. the space in the illustration looks rather dense, Space also gives the impression of being far and near to the illustrations.
ÂArticle Details
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Atavisme and Balai Bahasa Jawa Timur. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Atavisme and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Atavisme are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form]
References
Allifiansyah, Sandy. 2013. Jurnal Persepakbolaan Indonesia dalam Kartun (Analisis Semiotika Editorial Cartoon Tabloid Bola). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang.
Anom Fajaraditya Setiawan, I Nyoman. 2013. Tesis Tato Rangda pada orang hindu Bali di Denpasar timur perspektif kajian seni, Pascasarjana ISI Denpasar
Bohl, A. 1997. Guide to Cartooning. Pelican Publishing Company. Gretna, LA
Budiman, Kris. 2004. Semiotika Visual. Buku Baik. Yogyakarta
Darmaprawira, Sulasmi. 2002. WarnaTeori dan kreatifitas penggunaannya. ITB. Bandung
Danesi, Marcel. 2004. Pesan Tanda dan Makna. Jalasutra. Yogyakarta
Djelantik A.A.M. 2001. Estetika Sebuah Pengantar. MSPI. Bandung
Encyclopedia Britannica.Volume 7. 1956. Encyclopedia Britannica Inc. USA
Hadiwijono, Dr. Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat I. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. 2005.
Jacobsen, D.A., Eggen, P., dan Kauchak, D. (2009).Methods for Teaching
John Fiske, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Komprehensif, Jalasutra, Yogyakarta, 2006.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual, CV. ANDI OFFSET. Yogyakarta
Mardiwarsito, L. 1992. Kamus Indonesia Jawa Kuno, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaa
Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Bandung: Jalasutra.
Pujirianto. 2004. Desain Grafis Komputer, CV. ANDI OFFSET. Yogyakarta
Safanayong, Yongki. 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu, Arte Intermesia. Jakarta
Saputra Harja, kompasiana 2015
Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. 2007. Metode Riset untuk Desain. Komunikasi Visual. Penerbit Andi. Yogyakarta
Sulasmi, Darmaprawira. 2002. WarnaTeori dan kreatifitas penggunaannya. ITB. Bandung
Suprana, J. 2009. Naskah-Naskah Kompas Jaya Suprana, Elex Media Komputindo. Jakarta
Supriyono, Rakhmat.2010. Desain komunikasi visual : teori dan aplikasi.CV. ANDI OFFSET. Yogyakarta
Sharps, Matthew J., Justin Matthews & Janet Asten. 2006. Cognition and Belief in Paranormal Phenomena: Gestalt/Feature-Intensive Processing Theory and Tendencies Toward ADHD, Depression, and Dissociation. The Journal of Psychology: Interdisciplinary and Applied. 140 (6), pp. 579–590 DOI:10.3200/JRLP.140.6.579-590
Cybermediacollege. Tanpa tahun publikasi. Desain Komunikasi Visual. www.cybermediacollege.net.id/ Desain Komunikasi Visual/ diakses tanggal 17 April 2004.
Padma, K. 2014. Semiotika Menurut Pierce dan Saussure. https://catatandkv.blogspot.co.id/2014/01/semiotika-menurut-pierce-dan-saussure.html, diakses 29 mei 2017 pukul 10.30
Sejarahharirayahindu. Tanpa tahun publikasi. Celuluk. https://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/, diakses 1 Juni 2016 pukul 10.42
Sulastri, Aci. 2014. Estetika Dalam Desain Komunikasi Visual. https://acisulasti.blogspot.co.id/2014/01/estetika-dalam-desain-komunikasi-visual.html, diakses 15 April 2017 pukul 11.45
Wikipedia. 2017. Kartun. https://id.wikipedia.org/wiki/Kartun, diakses 1 Juni 2016 pukul 09.48