Analisis Semiotika Pada Karya Fotografi Khususnya Karya Foto Seni Dengan Tema Perceraian
Main Article Content
Abstract
Dalam fotografi seni, umumnya, ada sebuah gagasan yang ingin disampaikan oleh seniman kepada publik. Karena fotografi merekam kenyataan, untuk menyampaikan gagasan yang spesifik tidak jarang dibutuhkan penggunaan simbol dari objek nyata yang tepat agar penikmat foto bisa terarahkan pikirannya ke tempat yang seniman inginkan. Simbol tentu akan berbeda bentuk dan maknanya, tergantung dimana foto itu dihadirkan. Simbol erat kaitannya dengan budaya sebuah wilayah. Contoh di pulau Jawa menggunakan bendera kuning untuk menandakan kematian, sedangkan di China, warna putih yang mewakilkan kematian. Dari gagasan inilah peneliti ingin membuat sebuah metode berkarya khususnya pada fotografi seni yang menggunakan simbol untuk merepresentasikan sebuah narasi dengan cara menelaah kembali karya-karya seniman fotografi yang telah terekognisi di dunia. Dengan penelitian ini diharapkan akan terbaca mengapa karya mereka berhasil membawa publik ke arah yang seniman inginkan dengan menggunakan simbol-simbol visual yang tepat. Lalu dari metode yang telah terbaca, para seniman fotografi pemula bisa mengikuti metode yang mereka gunakan sehingga karya bisa menjadi lebih tepat visualnya.
In art photography, generally, there is an idea that artists want to convey to the public. In which photography recording reality, to convey a specific idea it takes the use of the right symbol so the audience’s mind can be directed the place that artists want. Symbols will certainly has different shapes and meanings, depend on where the image was presented. Symbols are closely related to the culture of a region. For example, in Java people use yellow flags to signify death, whereas in China, the white color represents death. From this idea, researchers want to create a method of work, especially on art photography that uses symbols to represent a narrative by way of reviewing the works of renowned artists in the world of photography. With this research, it is expected to be known why their work is successful in bringing the public’s mind in the direction that artists want by using the right visual symbols. Then from a readable method that beginner photography artists can follow, so that their work can be more visual appropriately.
Article Details
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Atavisme and Balai Bahasa Jawa Timur. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Atavisme and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Atavisme are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
The Copyright Transfer Form can be downloaded here: [Copyright Transfer Form]
References
North, W. (1990). Handbook of Semiotics. Indiana University Press.
Barthes, R. (1977). Elements of Semiology. Farrar, Straus and Giroux.
Barthes, R. (1972). Mythologies. Hill and Wang.
Piliang, Y. A. (2003). Hipersemiotika. Jalasutra.
Piliang, Y. A. (2004). Posrealitas: Realitas Kebudayaan dalam Era Posmetafisika. Jalasutra.
Piliang, Y. A. (2004). Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Jalasutra.
Barthes, R. (1982). Camera Lucida: Reflections on Photography. Hill and Wang.
Barthes, R. (1961). The Photographic Message. Sebuah Essay.
Barthes, R. (1964). Rethoric of the Image. Sebuah Essay.
Creswell, J. W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design. Sage Publications