Peranan Media Dan Teknologi Pada Perkembangan Budaya Minum Teh

Main Article Content

Alit Kumala Dewi

Abstract

Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar kelima setelah India, China, Srilanka dan Kenya. Di samping manfaat kesehatan dari teh, kesegaran, cita rasa dan aromanya yang khas, terdapat pula nilai-nilai inheren yang tetap terjaga dan tidak dapat dipengaruhi atau dihapuskan oleh perkembangan jaman seperti nilai-nilai kebersamaan, kekerabatan dll. Masyarakat yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan serta tanggap terhadap perkembangan jaman akan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat media-media yang berkaitan dengan teh, yang diharapkan mampu membawa pesan makna budaya, nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peranan media dan teknologi pada perkembangan budaya minum teh. Media sangat berperan dalam perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, sehingga kedudukan media dalam masyarakat sangatlah penting. Peran penting media dan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa batas, jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan dan sebagainya

Article Details

How to Cite
Dewi, A. K. (2017). Peranan Media Dan Teknologi Pada Perkembangan Budaya Minum Teh. Prabangkara : Jurnal Seni Rupa Dan Desain, 21(1). Retrieved from https://jurnal.isidps.ac.id/index.php/prabangkara/article/view/163
Section
Articles

References

Danesi, M.(2010). Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta : Jalasutra.

Ferrinadewi, E. (2008). Merek & Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ibrahim, S.( 2007). Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra.

Klimchuck, Krasovec. (2006). Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga.

Sumarwan, U.(2003). Perilaku Konsumen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Takwin, dkk. (2006). Resistensi Gaya Hidup. Yogyakarta : Jalasutra.

Thwaites, dkk. (2009). Introducing Cultural and Media Studies. Yogyakarta : Jalasutra.

Most read articles by the same author(s)