Gaya Pedalangan Wayang Kulit Purwa Jawa Serta Perubahannya
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v26i1.1583Keywords:
Pakeliran, pedalangan, gagragAbstract
Jagad pedalangan dikenal adanya berbagai gaya, atau gagrag, seperti gaya Surakarta, gaya Yogyakarta, gaya Jawa Timuran, gaya Bali, gaya Banyumasan dan sebagainya. Munculnya gaya pedalangan dalam pakeliran wayang kulit purwa Jawa, tidak lepas dari kehidupan keraton Jawa, yaitu Kerajaan Mataram yang terbagai ke dalam dua kerajaan yaitu Keraton Surakarta Hadiningrat, dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat membawa akibat terjadinya gaya pedalangan Surakarta dan gaya pedalangan Ngayogyakarta, disamping juga terdapat gaya pedalangan kerakyatan. Kedua gaya masing-masing memiliki ciri khas serta kaidah pedalangan, yang masih berlaku hingga sekarang khususnya yang menyangkut kaidah estetik. Tetapi dalam perkembangannya kedua gaya itu melebur dan cair, satu sama lain saling mempengaruhi dalam wujud pakeliran wayang, sehingga membuat jagad pedalangan menjadi semarak bahkan gaya pedalangan kerakyatan juga memperoleh tempat dan diterima oleh pendukung pewayangan, sehingga tradisi pedalangan kerakyatan mewarnai serta mempengaruhi pakeliran gaya keraton. Hal itu terjadi oleh karena akibat akulturasi serta proses modernisasi yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan perubahan sistem nilai bagi masyarakat pendukung pewayangan. Pengaruh masyarakat terhadap jagad pedalangan mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk pakeliran yang mengakomodasi selera masyarakat, bahkkan pertunjukan wayang yang semula sebagai seni tradisi atau seni serius, sekarang berubah menjadi seni massa atau seni populer.
Downloads
References
Bakhtin, Medve. (1986), The Formal Method in Literary Scholarship, Havard Univ. Press, London. Ensiklopedi Wayang Indonesia 2000.
Hauser, Arnold. (1974), The Sociology of Art (terjemahan Kenneth J.N), University of Chicago Press, Chicago.
Johnson. L. (1987), “Raymond Williams: A MarxistView of Culture” dalam Diane J (ed), Creating Cultur : Profile in the Study of Culture, Allan and Unwin P.L, Sydney.
Jazuli. M. (2003), Dalang Negara Masyarakat: Sosiologi Pedalangan, Limpad, Semarang.
Kayam, Umar. (1981), Seni Tradisi dan Masyarakat, Gramedia, Jakarta.
___________. (2001), Kelir Tanpa Batas, PSK UGM, Yogyakarta.
Riyosudibyaprana. (1954), “Gegebengan” dalam Panjangmas, April 954.
Soetarno. (2000), “ Dampak Perubahan Sistem Nilai terhadap Pertunjukan Wayang Kulit” Laporan penelitian STSI Surakarta, Surakarta.
Soetrisno. (1972), Pengetahuan Pedalangan, Surakarta, ASKI Surakarta, Surakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Soetarno
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.