Pantun Pajajaran Bogor Dalam Upacara Adat Bakti Purnamasari: Kajian Nilai-nilai Teladan Sosial Etnis Sunda
DOI:
https://doi.org/10.31091/mudra.v36i3.1280Keywords:
Upacara adat,, Purnama,, Pantun Pajajaran Bogor,, KabuyutanAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan nilai keteladanan social dalam pantun Pajajaran Bogor yang terdapat pada potensi adat dan budaya Sunda yang berada di kota Sukabumi dalam Upacara adat malam bakti Purnamasari. Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketertarikan peneliti terhadap sebuah Kabuyutan yang tetap menjaga dan melestarikan nilai religiusitas upacara adat masyarakat Sunda, berbeda dengan upacara adat lainnya upacara Purnamasari ini masih tetap menjaga fungsi ritual tanpa adanya pergeseran fungsi ke dalam hiburan ataupun pertunjukan upaya mengungkap sejumlah jawaban masalah penelitan digunakan pendekatan disiplin ilmu etnografi dan performance studies untuk mengkaji teks dan konteks yang terdapat dalam upacara adat malam bakti Purnamasari. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa upacara adat malam Purnasari yang dilaksanakan oleh masayarakat Sukabumi memiliki nilai-nilai keteladanan sosial. Hasil penelitian ini memberikan sebuah kesimpulan tentang nilai keteladan sosial dalam Pantun Pajajaran Bogor dijadikan pijakan pelaksanaan para pelaku dalam kegiatan upacara adat malam bakti Purnamasari yang diterapkan oleh sebagai invividu masyarakat sekitar dalam kehidupan sehari-hari.
Downloads
References
Al Arifin, A. H. (2012). Implementasi Pendidikan Multikulutral dalam Praksis Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi, 1(1).
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di Indonesia. Jurnal Publiciana, 9(1), 140–157.
Cohen, M. I. (2016). Global Modernities and Post-Traditional Shadow Puppetry in Contemporary Southeast Asia. Third Text, 30(3–4), 188–206. https://doi.org/10.1080/09528822.2017.1305728
Dillistone. (2002). The power of symbol. Yogyakarta: kanisius.
Djatisunda, A. (1993). Pantun bogor lalakon Curug Si Pada Weruh.
Djatisunda, A. (1996). Pantun bogor lalakon Ronggeng Tujuh Kalasirna.
Djatisunda, A. (2008). fenomena Keagamaan Masa Suna Kuna Menurut Berita Pantun dan babad.
Dwimarwati, R., Wa, J., & Rohimi, A. (2012). Drama Mun-Tangan Alif : Representasi. Jurnal Seni & Budaya Panggung, 22(2), 201–212.
Geertz, C. (2013). Religion as a cultural system. In Anthropological Approaches to the Study of Religion (Vol. 0006862608). https://doi.org/10.4324/9781315017570
Hartono, Y. (2011). Pembelajaran yang multikultural untuk membangun karakter bangsa. AGASTYA: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 1(1).
Hendrawan, L. dkk. (2015). sesajen sebagai kitab kehidupan. Jurnal ISBI.
Hidayatloh, S. (2019). Nilai-Nilai Kearifan Lokal Upacara Adat Ngikis di Situs Karangkamulyan Kabupaten Ciamis. Patanjala, 11(1), 97–113.
Indrawardana, I. (2013). Kearifan Lokal Adat Masyarakat Sunda Dalam Hubungan Dengan Lingkungan Alam. Komunitas: International Journal of Indonesian Society and Culture, 4(1), 1–8. https://doi.org/10.15294/komunitas.v4i1.2390
Istian, I., Hudiyono, Y., & Rokhmansyah, A. (2017). Bentuk, Fungsi, dan Nilai Tuturan dalam Upacara Adat Biduk Bebandung Suku Bulungan: Kajian Folklor. Ilmu Budaya: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni Dan Budaya, 1(4), 265–278.
Levin, J. S. (2002). GLOBAL CULTURE AND THE COM M UNITY COLLEGE. 121–145.
Narawati, T. (2003). Performance studies. Jurnal Panggung.
Pawitasari, E., Mujahidin, E., & Fattah, N. (2015). Pendidikan karakter bangsa dalam perspektif Islam (studi kritis terhadap konsep pendidikan karakter kementerian pendidikan & kebudayaan). Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1), 1–20.
Raditya, M. H. (2017). Menelaah Ritual dan Menelisik Ragam Telaahnya. Mata Jendela Seni Budaya Yogyakarta, 6.
Saito, N. (2017). Translation on its own terms? Toward education for global culture. Ethics and Education, 12(1), 18–22. https://doi.org/10.1080/17449642.2016.1270541
Sarkawi, D. (2016). Perubahan Sosial dan Budaya Akibat Media Sosial. Jurnal Administrasi Kantor, 4(2), 307–338.
Sobur, A. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.
Sriwardani, N., Dienaputra, R. D., Machdalena, S., & Kartika, N. (2020). Ruang Adat di Kampung Dukuh Dalam sebagai Bentuk Kehidupan Spiritual. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(3), 344–351. https://doi.org/10.31091/mudra.v35i3.1127
Sudirana, I. W. (2019). Tradisi Versus Moderen: Diskursus Pemahaman Istilah Tradisi dan Moderen di Indonesia. Mudra Jurnal Seni Budaya, 34(1), 127–135. https://doi.org/10.31091/mudra.v34i1.647
Sulastri. (2014). PANTUN BOGOR: TUNTUTAN REVITALISASI DI TENGAH ARUS MODERNISASI BOGOR RHYME: REVITALIZATION NECESSITY IN THE CURRENT MODERNIZATIONS Sulastri. Bebasan, 1(2).
Sumardjo, J. (2009). Simbol-simbol artefak budaya sunda tafsir tafsir pantun sunda. Bandung: Kelir.
Suryalaga, H. R. H. (2010). Kasundaan Rawayan Jati. Bandung: Yayasan Nur Hidayah.
Susanto, A. S. (1983). Pengantar sosiologi dan perubahan sosial. Binacipta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Tati Narawati, Rivaldi Indra Hapidzin, Agus Budiman, Ayo Sunaryo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
- Copyright on any open access article in a journal published by Mudra Jurnal Seni Budaya is retained by the author(s).
-
The Creative Commons Attribution License 4.0 formalizes these and other terms and conditions of publishing articles.