Lagu Perahu Layar Pada Seka Joged Bumbung Cipta Dharma Kajian Estetis, Proses Transformasi, Fungsi, Dan Makna
Main Article Content
Abstract
Joged Bumbung adalah salah satu bentuk karawitan Bali yang sangat populer saat ini. Kepopulerannya dalam seni pertunjukan tidak hanya dikenal oleh masyarakat Bali tetapi juga masyarakat Indonesia. Seni pertunjukkan Joged Bumbung memiliki fungsi utama sebagai hiburan, yang biasanya dipentaskan setelah melaksanakan upacara mepandes, pawiwahan, ulang tahun pemuda dan instansi lainnya. Fenomena dalam perkembangannya muncul berbagai bentuk baru dalam komposisi iringan tari Joged Bumbung yaitu digunakannya instrumen non tradisional Bali seperti xylophone, gitar bass elektrik, angklung kocok, kendang sunda, cymbal, dan tambourine. Perahu Layar merupakan salah satu iringan tari Joged dengan media ungkap gamelan Joged Bumbung yang dipadukan dengan intrumen non tradisional Bali. Iringan tari Joged Perahu Layar diciptakan pada tahun 2011 oleh Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana bentuk estetis lagu Perahu Layar Seka Joged Bumbung Cipta Dharma, 2) Bagaimana proses transformasi lagu Perahu Layar kedalam Seka Joged Bumbung Cipta Dharma, 3) Apa fungsi dan makna lagu Perahu Layar Seka Joged Bumbung Cipta Dharma. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang didukung dengan beberapa teori sebagai pembedah permasalahan antara lain: teori estetika, teori kreativitas, teori fungsi musik, dan teori semiotika. Dilihat dari segi bentuk iringan tari Joged Bumbung Perahu Layar tersebut menggunakan konsep Tri Angga yaitu kawitan, pangawak, dan pakaad. Bagian pangawak dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian cecelantungan dan bagian jaipongan. Pada bagian jaipongan Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma menggunakan instrumen xylophone sebagai melodi pokok memainkan lagu Perahu Layar. Proses transformasi yang dilakukan Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma yang menjadikan lagu Perahu Layar sebagai iringan tari Joged Bumbung memiliki proses diantaranya ekplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Lagu Perahu Layar aslinya berasal dari Jawa Tengah, karya dari Ki Nartosabdo yang kemudian Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma menjadikannya sebagai iringan tari Joged Bumbung. Suatu karya pastinya memiliki fungsi dan makna yang terkandung didalamnya. Iringan tari Joged Bumbung Perahu Layar memiliki fungsi sebagai pengungkapan emosional, fungsi sebagai hiburan, dan fungsi reaksi jasmani. Adapun makna yang terdapat dalam iringan tari Joged Bumbung Perahu Layar yaitu makna komunikasi, kreativitas, dan makna ekonomi.
Article Details
References
Atmadja Nengah Bawa. Komondifikasi Tubuh Perempuan. Joged “Ngebor†Bali. Denpasar: Diterbitkan oleh Program Studi Magister dan Doktor Kajian BudayaUniversitas Udayana, 2010.
Alan P. Merriam. Anthropology of music. Diterbitkan oleh Norhwestern University, 1964.
Dibia, I Wayan. Selayang Pandang Seni Pertuntukan Bali. Bandung :Penerbit Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia bekerjasama dengan Artiline atas bantuan FordFoundation, 1999.
Djelantik, Dr. A. A. M. Estetika Instrumental. Denpasar : Sekolah Tinggi Seni Indonesia(STSI) Denpasar. 1990.
Munandar, Utami. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Diterbitkan oleh Rineka Cipta, 2009.
______________. Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, 2002.
https://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/3757-dalang wayang-kulit-terbaik (diakses pada 2 Maret 2016).