Penciptaan Karya Seni Tari Baris Gede Gentorag

Main Article Content

I Wayan Budiarsa

Abstract

Tarian sakral Baris Gede sangat banyak dijumpai di daerah Bali, yang dalam penyajiannya sangat terkait dengan ritus jalannya upacara keagamaan Hindu Bali. Berbagai varian Baris Gede memiliki ciri khasnya masing-masing sesuai dengan bentuk dan fungsinya. Memegang salah satu jenis senjata, seperti; tombak, perisai, keris, bajra, dan lain sebagainya. Keberadaannya diayomi oleh masyarakat setempat, meliputi baik dari tingkat perorangan, banjar, desa, dadya, pura kahyangan tiga, kahyanagn jagat, dan lainnya. Tarian Baris Gede dapat kita jumpai terutama di Desa Batur Kintamani, Pengotan (Bangli), Desa Tampak Siring, Desa Sebatu, Desa Batuan, (Gianyar), Kusamba, Nusa Penida (Klungkung), Banjar Begawan, Kerobokan, Tanggun Titi (Denpasar), dan di tempat lainnya. Bali patut berbangga karena tarian Baris Gede telah diakui sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh badan UNESCO dan kedepannya patut dilestarikan keberadaannya. Beranjak dari hal tersebut dan untuk memperkaya khasanah keragaman tari Baris Gede, penulis telah berhasil menata garapan baru yang masih berpijak pada pola-pola Baris Gede yang telah ada yang diberi judul tari Baris Gede Gentorag. Penataannya telah melalui pengajuan proposal dalam program memperebutkan hibah bagi para dosen oleh UPT. Ajang Gelar ISI Denpasar tahun 2017.

Article Details

How to Cite
Budiarsa, I. W. (2020). Penciptaan Karya Seni Tari Baris Gede Gentorag. Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan, 6(2), 84–94. Retrieved from https://jurnal.isidps.ac.id/index.php/kalangwan/article/view/1224
Section
Articles

References

Aryasa, I W.M. 1976/1977. Perkembangan Seni Karawitan Bali, Denpasar. Proyek Sasana Budaya Bali.

Astita, I Nyoman. 1993. ”Gamelan Gong Gede Sebuah Analisis Bentuk”. Jurnal Seni Budaya Mudra, Edisi Khusus. Sekolah Tinggi Seni Indinesia Denpasar : STSI Press.

Bandem. 1982. Karawitan Bali. Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia Denpasar.

-----------. 1986. Prakempa Sebuah Lontar Gamelan Bali. Denpasar : Akademi Seni Tari Indonesia.

-----------. 1996. Etnologi Tari Bali. Yogyakarta: Kanisius.

-----------. 2000.”Melacak Identitas Di Tengah Budaya Global”, dalam Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Bandem, I Made dan Fredrik Eugene deBoer. 2004. Kaja dan Kelod Tarian Bali dalam Transisi (terjemahan oleh Marlowe M.B). Jogjakarta:BP ISI Jogjakarta.

Dibia, I Wayan. 1999. Selayang Pandang Seni Pertunjukkan Bali. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia.

_____, I Wayan. 2013. Puspasari Seni Tari Bali. Denpasar:UPT Penerbitan ISI Denpasar.

Djelantik, A.A.M.1999. “Memandang Pengalaman Bali”, (Makalah disampaikan pada Sarasehan MSPI bulan September 1999 di Tirtagangga Karangasem, Bali).

----------. 2008. Estetika Sebuah Pengantar. Jakarta : MSPI bekerjasama dengan Ford Foundation.

Kardji, I Wayan. 2010. Serba-serbi Tari Baris Antara Fungsi Sakral dan Profan. Denpasar: CV. Bali Media Adhikarsa.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : PT. Gramedia.

Sedyawati, Edi. 1984. Tari Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Pustaka Jaya.

Soedarsono, R. M. 2002. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sukerta, Pande Made. 2009. Gong Kebyar Buleleng : Perubahan Dan Keberlanjutan Tradisi Gong Kebyar.Surakarta : Program Pascasarjana Bekerjasama dengan ISI Press Surakarta.

Sumandiyo Hadi, 2003. Mencipta Lewat Tari (Creating Through Dance) by Alma M. Hawkins. Yogyakarta: Jurusn Seni Tari ,FSP ISI Yogyakarta.

Wiana, I Ketut. 1995. Yajna dan Bhakti Dari Sudut Pandang Hindu. Denpasar: PT. Pustaka Manik Geni.

Yudabakti, I Made dan I Wayan Watra. 2007. Filsafat Seni Sakral Dalam Kebudayaan Bali. Surabaya:Paramita.